4 Produsen Smartphone China Kuasai Pasar Indonesia Versi Counterpoint
Hide Ads

4 Produsen Smartphone China Kuasai Pasar Indonesia Versi Counterpoint

Agus Tri Haryanto - detikInet
Senin, 07 Sep 2020 20:54 WIB
ilustrasi smartphone
4 Produsen Smartphone China Kuasai Pasar Indonesia Versi Counterpoint (Foto: Unsplash)
Jakarta -

Produsen smartphone asal China menguasai pasar Indonesia sebesar 73,3% pada kuartal kedua 2020. Dari lima penguasa tersebut, Vivo unggul dengan pangsa pasar 21,2% berdasarkan penjualan seperti hasil riset Counterpoint Research.

Bila dibandingkan periode yang serupa pada tahun lalu, setidaknya Vivo tumbuh sebesar 13,4%. Di posisi kedua ditempati Oppo dengan market share 20,6%, lalu diselingi Samsung dengan 19,6%. Setelah itu, produsen smartphone China di urutan ke-4 dan ke-5 lainnya, Xiaomi 17,9%, Realme 13,6%, dan sisanya 7,1%.

Counterpoint menyebutkan merek asal negeri Tirai Bambu itu sukses merajai pasar Indonesia, tak lain berkat strategi pemasaran mereka yang terbilang agresif.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Dijelaskan bahwa katalis utama dalam kesuksesan Vivo adalah strategi penetapan harga yang agresif dan permintaan yang besar dari segmen menengah ke bawah dah tier dua. Model smartphone Vivo, seperti Y12, Y91C, dan Y50 turut berkontribusi teratas untuk pasar pasarnya.

Namun sayangnya, pandemi COVID-19 membuat penjualan smartphone kali ini anjlok 20% secara dari tahun ke tahun (YoY) dan 9% secara kuartal ke kuartal (QoQ) pada kuartal 2020.

Kendati begitu, penjualan ponsel pintar ini justru tumbuh pada segmen online. Hal ini tak terlepas dari imbauan untuk menjaga jarak selama pandemi COVID-19.

"Penjualan smartphone online di Indonesia tumbuh 70% YoY dan 7% QoQ selama kuartal kedua 2020. Total pangsa pasar smartphone online mencapai titik tertinggi sepanjang masa sebesar 19% selama Q2 2020, dibandingkan 9% pada Q2 2019," ujar Research Associate Counterpoint Tanvi Sharma.

Tren tersebut melambungkan e-Commerce sebagai pilihan masyarakat selama merebaknya virus Corona ini, seperti Lazada, Tokopedia, hingga Shopee.

"Tren belanja online ini diharapkan terus tumbuh karena platform e-Commerce semakin besar dalam kegiatan promosi," pungkas Sharma.




(agt/fay)