LinkedIn, jejaring sosial yang ditujukan untuk kaum profesional, menggelar aksi PHK pada 960 karyawan di seluruh dunia. PHK ini terpaksa mereka lakukan lantaran pandemi Corona berdampak pada bisnis LinkedIn, di mana para perusahaan merekrut lebih sedikit karyawan.
Jumlah tersebut mencakup 6% dari seluruh pegawai LinkedIn. Layanan yang dimiliki oleh Microsoft ini tercatat punya kantor di sekitar 30 kota berbagai negara serta mempekerjakan 16 ribu orang.
CEO LinkedIn, Ryan Roslansky, menyatakan perusahaannya juga tidak kebal terhadap dampak besar pandemi Corona yang mengganggu begitu banyak bisnis. Namun ia berjanji PHK semacam ini tidak akan terjadi lagi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setelah beberapa minggu diskusi dan pertimbangan, tim eksekutif dan saya telah membuat keputusan yang sangat sulit untuk memangkas sekitar 960 pegawai atau sekitar 6% dari karyawan," terang Roslansky.
"Bisnis Talent Solutions kami terus terimbas lantaran semakin sedikit perusahaan, termasuk kami, merekrut dengan volume yang sama seperti sebelumnya. Saya ingin Anda tahu bahwa ini adalah satu-satunya PHK yang kami rencanakan," kata dia lagi.
Karyawan yang kena PHK akan segera diberitahu dan diundang meeting agar mereka mengetahui langkah berikutnya. "Jika Anda tidak menerima undangan meeting, Anda tidak terdampak oleh perubahan ini," cetus Roslansky pada para pegawai LinkedIn.
Chris Russel selaku Managing Director dan pengamat di RechTech Media menyebut PHK yang dilakukan LinkedIn tidak terlalu mengejutkan mengingat situasi ekonomi sedang kurang baik. "PHK di LinkedIn ini tidak mengagetkan karena faktanya ribuan perekrut juga kehilangan pekerjaan mereka terkait COVID-19," ujar dia.
Salah satu pendapatan utama LinkedIn adalah biaya langganan yang dibebankan pada para perekrut tersebut. Pandemi Corona membuat mereka kelabakan karena memang bisnisnya tergantung pada eksistensi lapangan kerja yang sehat.
(fyk/rns)