Kalanick melepas sahamnya ini setelah masa tenggang yang bernama lockup period-nya berakhir. Ada lebih dari 20 juta lembar saham Uber yang ia jual, yang nilainya mencapai USD 547 juta, demikian dikutip detikINET dari Reuters, Rabu (13/11/2019).
Meski begitu, saat ini ia masih mempunyai sekitar 75,4 juta lembar saham di Uber, yang nilainya lebih dari USD 2 miliar. Nilai saham Uber sendiri mencatatkan rekor terendah pada Rabu (6/11) lalu, dengan harga USD 25,58 per lembarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nilai saham Uber sendiri sudah menurun 41% sejak mereka mulai masuk ke pasar saham pada Mei 2018 lalu. Aksi jual saham besar-besaran oleh karyawan Uber terjadi sejak mereka membukukan kerugian sebesar USD 1,16 miliar.
Periode 'penguncian' karyawan Uber di mana mereka tidak bisa menjual sahamnya akan berakhir minggu ini. Saham senilai USD 20 miliar bisa saja dilepas atau hampir 40% dari kapitalisasi pasar Uber.
Chief Financial Officer Uber, Nelson Chai, menyatakan jika pihaknya sudah mengambil langkah antisipasi. "Anda bisa mengasumsikan bahwa kami melakukan banyak dialog yang sangat efektif," katanya.
(asj/fyk)