Adam yang baru saja lengser dari posisi CEO WeWork itu punya utang USD 500 juta pada JPMorgan, UBS dan Credit Suisse. Rencananya, ia akan membayarnya dengan uang yang didapat saat WeWork sudah melantai di bursa saham atau IPO (Initial Public Offering).
Tapi seiring lengsernya Adam sebagai CEO serta kondisi keuangan WeWork yang rugi besar, jadwal WeWork untuk IPO ditunda untuk sementara. Artinya, Adam tidak dapat membayar utangnya sesuai rencana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena dia tidak bisa lagi membayar pinjaman dengan proses penjualan saham WeWork pada publik, dia mungkin harus menjaminkan properti atau asetnya yang lain," tulis sumber Business Insider yang dikutip detikINET.
Adam punya beragam koleksi rumah mewah, sebagian ia sewakan kembali setelah dibeli. Sehingga seharusnya, ia dapat membayar utangnya tersebut.
WeWork yang valuasinya pernah bernilai USD 47 miliar atau di kisaran Rp 667 triliun, didirikan oleh Adam dan koleganya pada tahun 2010. Mereka bergerak dalam bidang real estate komersial, menyediakan ruang kerja bagi startup teknologi baik fisik maupun virtual.
Kepribadiannya yang menyenangkan turut membantu WeWork bersinar di mata investor. Raksasa telekomunikasi asal Jepang, Softbank, pun terpikat dan menjadi penyokong utama WeWork. Dana yang mereka kucurkan mencapai lebih dari USD 10 miliar.
Diberitakan sebelumnya, kejatuhan WeWork kabarnya banyak disebabkan oleh kelakuan Adam. Konon, besaran uang itu membuat Adam terlena. Dia hidup glamor, gemar berpesta, menghisap mariyuana di pesawat pribadi, meeting dengan minuman beralkohol dan tingkah minus lain.
Pesawat pribadi yang dibeli perusahaan kebanyakan eksklusif digunakan olehnya dan keluarga. Perusahaan pun kadang boros soal makanan yang diberikan gratis pada karyawan. Belakangan diketahui, WeWork mengalami rugi besar.
(fyk/fay)