Pelajar menjadi target mereka karena diharapkan bisa membantu mereka dalam mengembangkan diri dan bisa menjadi profesional muda dalam beberapa tahun mendatang dan ikut membangun industri 4.0. Dengan harga lebih ekonomis, diharapkan 5% pelajar Indonesia dapat memiliki 3D printer sendiri.
Menurut Sugianto Kolim, Founder Inspira Academy, ada lima teknologi utama yang menopang pembangunan sistem industri 4.0, yaitu IoT, Artificial Intelligence (AI), Human-Machine Interface, teknologi robotik dan sensor, serta teknologi 3D Printing.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut Sugianto mengatakan bahwa para siswa atau pelajar harus mulai diedukasi sehingga mereka akan familiar dengan industri 4.0. Bisa kita bayangkan, lanjutnya, mereka belajar mendesain mainan sendiri, atau pra karya, kemudian langsung di print menggunakan 3D printer yang akan menghasilkan desainnya dalam bentuk tiga dimensi.
Ini akan memacu mereka lebih kreatif dan belajar membuat produk secara riil. Bisa jadi dari hasil karya riil mereka bisa bernilai ekonomis, misalnya dipasarkan secara online atau dijajakan pada temannya," ungkap Sugianto.
Terkait penguatan sumber daya manusia, Inspira Academy sedang mempersiapkannya melalui program #100inovatorIndonesia. Sejak dibuka awal tahun ini, program pencarian #100innovatorIndonesia, kuotanya menurut Sugianto sudah 60 persen terpenuhi, sisa 40 persen lagi.
"Nah, bagi Anda yang merasa tertantang untuk menjadi sang innovator industri 4.0 segera mendaftarkan diri lewat www.inspira.academy/100inovatorIndonesia, kuotanya tinggal sedikit lagi," papar Sugianto dalam keterangan yang diterima detikINET.
Dalam program tersebut, lanjutnya, mereka akan dibekali pendidikan desain dan cetak 3D secara gratis dan kesempatan untuk mendapatkan 3D printer dengan harga subsidi. Kedepannya ilmu cetak 3D ini akan diaplikasikan ke dunia robotik dan STEAM. (asj/asj)