Persaingan tersebut akan dihadapi Grab seiring dengan masuknya Go-Jek ke Negeri Singa. Hal itu dikomentari oleh Co-Founder of Grab Tan Hooi Ling. Menurutnya, persiangan dengan Go-Jek di pasar regional Asia Tenggara, termasuk Singapura, merupakan hal positif.
"Saya pikir kompetisi sangat dinamis. Kita sangat menyukai adanya iklim kompetisi yang ketat karena juga bakal mendorong pertumbuhan dan layanan yang lebih baik ke konsumen. Saya mengistilahkannya besi melawan besi (besi yang semakin terasah). Kompetisi akan membuat layanan kita ke konsumen semakin bagus," kata Tan di kantor Grab, Singapura, Jumat (23/11/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita adalah pemain regional, kita juga mempekerjakan tim lokal terbaik, kita juga punya tim global untuk mendukung teknologi kita. Dan kita punya cara sendiri untuk meningkatkan skala produk lokal di masing-masing negara, dan sampai ini sudah berjalan cukup baik," ujar Tan.
Selain itu, kesiapan Grab menghadapi persaingan juga dikarenakan mereka menerapkan model bisnis yang relatif dinamis menyesuaikan dengan kondisi setiap negara. Grab sejauh ini sudah beroperasi di 225 kota di 8 negara.
Tonton video: Cara Terbaru Go-Jek Tingkatkan Pendapatan Mitranya
"Kita beradaptasi sangat baik dengan transportasi lokal seperti Tuktuk, Bentor di Medan, dan di Jakarta dalam beberapa waktu akan menemukan Bajaj di aplikasi. Kita masih menunggu persetujuan dari pemerintah untuk melakukannya," jelas Tan.
"Kita punya infrastruktur teknologi yang baik, kita punya teknologi berkelas dunia, dari Indonesia sendiri ada 200 engineers di sini (Singapura), termasuk dari banyak negara seperti Singapura, Seattle, Vietnam, China, dan India. Totalnya saat ini dua kali lipat jumlah engineers di Grab tahun lalu. Kita sekarang punya hampir 1.000 engineers secara global," tambahnya.