Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
PR CEO Baru Microsoft
Membangkitkan Nokia Hingga Menjegal Google & Apple
PR CEO Baru Microsoft

Membangkitkan Nokia Hingga Menjegal Google & Apple


- detikInet

Jakarta - Microsoft akhirnya menunjuk CEO baru untuk memimpin perusahaan software terbesar di dunia ini, yaitu Satya Nadella. Namun pria kelahiran India 46 tahun yang lampau ini, tidak bisa terlalu lama bergembira ria karena tugas berat telah menghadangnya.

Ya, Microsoft boleh saja masih menghasilkan keuntungan yang sangat banyak dan masih menjadi raksasa teknologi yang disegani sampai saat ini. Namun di sisi lain jika tidak waspada, Microsoft bisa saja jatuh karena persaingan bisnis yang begitu keras.

Jadi, tugas berat apa saja yang telah menanti pria beranak tiga itu? Berikut di antaranya yang dihimpun dari berbagai sumber.

1. Integrasi Bisnis Ponsel Nokia

Dengan mahar sekitar USD 7,2 miliar, Nokia telah diakuisisi Microsoft. Dinilai bukan hal yang mudah untuk mengintegrasikan bisnis Nokia beserta 30 ribu karyawannya ke Microsoft.

Nokia memang masih punya nama besar, namun beberapa pengamat menilai perlu strategi yang tepat untuk membangkitkannya seperti zaman dulu. Ya, Nokia yang dibeli Microsoft bukan lagi raksasa ponsel seperti zaman keemasannya.

Nadella pun harus melakukan strategi yang tepat dalam mengembangkan bisnis ponsel Nokia. Dirumorkan, Nokia akan segera merilis ponsel Android low end. Tentu strategi ini perlu dimatangkan agar tidak lantas merongrong bisnis ponsel Windows Phone.

Pembelian Nokia juga berpotensi menimbulkan ketidaksenangan dari para vendor lain yang selama ini memakai Windows Phone. Mungkin saja mereka cemas Nokia akan lebih dianakemaskan. Jadi tugas Nadella untuk menyukseskan Nokia memang bukan hal yang mudah.

1. Integrasi Bisnis Ponsel Nokia

Dengan mahar sekitar USD 7,2 miliar, Nokia telah diakuisisi Microsoft. Dinilai bukan hal yang mudah untuk mengintegrasikan bisnis Nokia beserta 30 ribu karyawannya ke Microsoft.

Nokia memang masih punya nama besar, namun beberapa pengamat menilai perlu strategi yang tepat untuk membangkitkannya seperti zaman dulu. Ya, Nokia yang dibeli Microsoft bukan lagi raksasa ponsel seperti zaman keemasannya.

Nadella pun harus melakukan strategi yang tepat dalam mengembangkan bisnis ponsel Nokia. Dirumorkan, Nokia akan segera merilis ponsel Android low end. Tentu strategi ini perlu dimatangkan agar tidak lantas merongrong bisnis ponsel Windows Phone.

Pembelian Nokia juga berpotensi menimbulkan ketidaksenangan dari para vendor lain yang selama ini memakai Windows Phone. Mungkin saja mereka cemas Nokia akan lebih dianakemaskan. Jadi tugas Nadella untuk menyukseskan Nokia memang bukan hal yang mudah.

2. Melawan Hegemoni Google dan Apple

Di bisnis perangkat mobile, Microsoft masih kepayahan. Sistem operasi Windows Phone yang diandalkan Microsoft masih terlalu rendah popularitasnya dibandingkan Android milik Google atau iOS dari Apple.

Saat ini menurut riset Strategy Analytics, Windows Phone memiliki 3,2% market share di industri smartphone global. Bandingkan dengan Android yang pangsa pasarnya sekitar 78,4% atau iOS yang menguasai sampai 17,6% hanya bermodalkan iPhone.

Pembelian Nokia mengindikasikan Microsoft sangat serius menggarap bisnis mobile. Karena memang beberapa pengamat menilai perangkat mobile adalah masa depan, bukan lagi komputer PC yang penjualannya semakin menurun.

Sukses di bisnis mobile adalah hal yang krusial bagi Microsoft dan selama ini belum bisa dieksekusi dengan baik oleh mantan CEO Steve Ballmer, meski sejatinya ia sudah berusaha keras. Mampukah Nadella melakukannya?

2. Melawan Hegemoni Google dan Apple

Di bisnis perangkat mobile, Microsoft masih kepayahan. Sistem operasi Windows Phone yang diandalkan Microsoft masih terlalu rendah popularitasnya dibandingkan Android milik Google atau iOS dari Apple.

Saat ini menurut riset Strategy Analytics, Windows Phone memiliki 3,2% market share di industri smartphone global. Bandingkan dengan Android yang pangsa pasarnya sekitar 78,4% atau iOS yang menguasai sampai 17,6% hanya bermodalkan iPhone.

Pembelian Nokia mengindikasikan Microsoft sangat serius menggarap bisnis mobile. Karena memang beberapa pengamat menilai perangkat mobile adalah masa depan, bukan lagi komputer PC yang penjualannya semakin menurun.

Sukses di bisnis mobile adalah hal yang krusial bagi Microsoft dan selama ini belum bisa dieksekusi dengan baik oleh mantan CEO Steve Ballmer, meski sejatinya ia sudah berusaha keras. Mampukah Nadella melakukannya?

3. Memperbaiki Reputasi Windows

Sistem operasi Windows masih sangat dominan dipakai di perangkat komputer PC. Namun sambutan pasar padaΒ  versi terbaru Windows 8 tidak sebaik yang diharapkan.

Windows 8 banyak dihujani kritik karena penampilannya yang jauh berbeda dibandingkan generasi pendahulunya. Para pengguna mengeluh karena menilai operasionalnya membingungkan.

Niat Microsoft untuk menjadikan Windows 8 ramah bagi komputer PC maupun tablet PC tidak memetik hasil seperti yang dibayangkan. Malah beberapa vendor PC yang selama ini menjadi partner Microsoft menyuarakan kritik pedas pada Windows 8.

Tentu menjadi tugas yang berat bagi Nadella untuk kembali menaikkan pamor Windows. Terlebih mengingat pasar saat ini mulai beralih ke perangkat mobile dan pasar komputer PC tidak seseksi dulu.

3. Memperbaiki Reputasi Windows

Sistem operasi Windows masih sangat dominan dipakai di perangkat komputer PC. Namun sambutan pasar padaΒ  versi terbaru Windows 8 tidak sebaik yang diharapkan.

Windows 8 banyak dihujani kritik karena penampilannya yang jauh berbeda dibandingkan generasi pendahulunya. Para pengguna mengeluh karena menilai operasionalnya membingungkan.

Niat Microsoft untuk menjadikan Windows 8 ramah bagi komputer PC maupun tablet PC tidak memetik hasil seperti yang dibayangkan. Malah beberapa vendor PC yang selama ini menjadi partner Microsoft menyuarakan kritik pedas pada Windows 8.

Tentu menjadi tugas yang berat bagi Nadella untuk kembali menaikkan pamor Windows. Terlebih mengingat pasar saat ini mulai beralih ke perangkat mobile dan pasar komputer PC tidak seseksi dulu.

4. Lepas dari Bayang-bayang Bill Gates

Bill Gates memang tidak lagi mengendalikan Microsoft seperti dulu. Terakhir, miliuner teknologi ini meletakkan posisinya sebagai chairman dan memilih menjadi penasehat khusus.

Namun demikian, pengaruh Gates pada perusahana yang dibesarkannya itu memang masih sangat kuat. Bisa jadi Nadella hanya akan menjadi pion Gates atau dewan pimpinan yang lain.

Ya, selain Gates, mantan CEO Steve Ballmer masih akan berada di dewan pimpinan Microsoft. Bisa jadi Ballmer masih akan coba mempengaruhi Nadella sehingga Microsoft tetap melakukan strategi yang kurang lebih sama.

Nadella dinilai perlu melepaskan diri dari bayang bayang Gates dan Ballmer dan mengeksekusi strateginya sendiri dengan percaya diri. Jika tidak, Microsoft mungkin masih akan berjalan di arah yang sama, tidak banyak berubah.

4. Lepas dari Bayang-bayang Bill Gates

Bill Gates memang tidak lagi mengendalikan Microsoft seperti dulu. Terakhir, miliuner teknologi ini meletakkan posisinya sebagai chairman dan memilih menjadi penasehat khusus.

Namun demikian, pengaruh Gates pada perusahana yang dibesarkannya itu memang masih sangat kuat. Bisa jadi Nadella hanya akan menjadi pion Gates atau dewan pimpinan yang lain.

Ya, selain Gates, mantan CEO Steve Ballmer masih akan berada di dewan pimpinan Microsoft. Bisa jadi Ballmer masih akan coba mempengaruhi Nadella sehingga Microsoft tetap melakukan strategi yang kurang lebih sama.

Nadella dinilai perlu melepaskan diri dari bayang bayang Gates dan Ballmer dan mengeksekusi strateginya sendiri dengan percaya diri. Jika tidak, Microsoft mungkin masih akan berjalan di arah yang sama, tidak banyak berubah.

5. Menentukan Masa Depan Xbox dan Surface

Tidak hanya di bidang software, Microsoft juga serius terjun ke bisnis hardware. Mereka merilis tablet Surface dan juga konsol game Xbox.

Sayangnya, tablet Surface tidak begitu sukses di pasaran. Kalah menghadapi Apple iPad dan deretan tablet Android yang membanjiri pasar.

Microsoft juga baru saja memperkenalkan konsol game terbarunya, Xbox One. Namun Xbox One diperkirakan belum akan menguntungkan sampai software game untuknya bertambah.

Tugas Nadella untuk menentukan masa depan bisnis hardware Microsoft dianggap bukan sesuatu yang gampang. Surface misalnya, apakah akan tetap dilanjutkan meski tidak juga sukses?

5. Menentukan Masa Depan Xbox dan Surface

Tidak hanya di bidang software, Microsoft juga serius terjun ke bisnis hardware. Mereka merilis tablet Surface dan juga konsol game Xbox.

Sayangnya, tablet Surface tidak begitu sukses di pasaran. Kalah menghadapi Apple iPad dan deretan tablet Android yang membanjiri pasar.

Microsoft juga baru saja memperkenalkan konsol game terbarunya, Xbox One. Namun Xbox One diperkirakan belum akan menguntungkan sampai software game untuknya bertambah.

Tugas Nadella untuk menentukan masa depan bisnis hardware Microsoft dianggap bukan sesuatu yang gampang. Surface misalnya, apakah akan tetap dilanjutkan meski tidak juga sukses?

(fyk/ash)









Hide Ads