"Sejak kehadiran kami 2012 lalu, kami terus berkembang. Untuk mengokohkan diri di Asia Tenggara, kami mengubah diri menjadi Grab," ujar CEO Grab, Anthony Tan saat acara pelucuran yang berlangsung di Singapura, Kamis (28/1/2016).
Dijelaskannya, identitas baru ini mewakili semua platform layanan yang telah dihadirkan. Selain itu menegaskan kembali komitmen mereka untuk menyediakan kebebasan bagi masyarakat memilih moda transportasi untuk mencapai tempat tujuan dengan aman dan nyaman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Komitmen kebebasan tersebut kemudian dituangkan dalam logo baru. Dari berlogo mobil taksi, berganti menjadi huruf Grab yang dibentuk dari dua garis.
"Dua garis pada logo terinspirasi dari jalan raya. Dua garis ini juga mewakili makna jalan dengan segala kemungkinan yang tidak berujung," jelas Anthony.
"Logo ini juga simbol dan perjalanan baru kami bersama dengan para mitra, dalam hal ini adalah penumpang, pengemudi, karyawan dan masyarakat," sambungnya.
Sejak diluncurkan pada 2012 silam, Grab telah mengalami evolusi dari aplikasi pemesanan taksi menjadi penyedia layanan transportasi darat di kawasan Asia Tenggara. Kini mereka memiliki lebih dari 200 ribu pengemudi di enam negara. Aplikasinya sendiri telah diunduh di lebih dari 11 juta perangkat.
Sejak pertengahan tahun 2015, Grab mencatat rata-rata pertumbuhan jumlah tumpangan sebesar 35% per bulannya untuk layanan GrabCar dan 75% untuk layanan GrabBike di seluruh Asia Tenggara. (afr/fyk)