Rakuten Gratiskan Lapak Online Bagi Pedagang Kecil
Hide Ads

Rakuten Gratiskan Lapak Online Bagi Pedagang Kecil

- detikInet
Kamis, 11 Sep 2014 08:25 WIB
Yasunobu Hashimoto (rou/detikINET)
Jakarta - Dibandingkan negara lain, Indonesia diakui merupakan pasar yang unik bagi Rakuten. Bagaimana tidak, negeri ini punya sejuta potensi untuk jadi ladang marketplace e-commerce terbesarnya di luar Jepang.

Dari catatan Rakuten, Indonesia sedikitnya punya 56 juta usaha kecil menengah dimana lebih dari 97% di antaranya merupakan usaha mikro yang modalnya tak lebih dari Rp 200 juta.

Nah, usaha mikro ini dinilai punya potensi besar untuk tumbuh berkembang. Namun sayangnya, kata Yasunobu Hashimoto -- Director Rakuten Belanja Online, mereka ini tidak punya uang untuk menyewa lapak di marketplace Rakuten.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sayang sekali, padahal barang-barang yang dihasilkan oleh para microB ini bagus-bagus," kata Yas -- panggilan akrab Yasunobu -- saat ngobrol dengan detikINET di kantornya, Tower 88 di Kota Kasablanka, Jakarta.

MicroB yang dimaksud Yas kependekan dari micro business alias usaha mikro. Saat ia sedang jalan-jalan bersama tim Rakuten ke sejumlah kota di luar Jakarta, seperti Surabaya, Medan, Bandung, Yogyakarta, ia menemukan banyak sekali MicroB yang potensial.

"Tapi ya itu tadi, saat kami tawarkan jadi merchant, paket kami kadang dianggap terlalu mahal untuk microB, tidak semua sanggup. Tapi justru itu yang bikin kita tertarik untuk empowering, jumlahnya banyak.

"Akhirnya kami bikin inisiatif untuk microB ini. Kami gratiskan buat mereka, free to join. Ketika jualan juga free of charge. Program ini khusus kami buat untuk Indonesia saja, kami tak bikin untuk marketplace Rakuten di negara lain.

"Mereka para microB ini lack of finance, lack of technology, lack of marketing tools, padahal barang yang mereka buat bagus-bagus tapi nggak punya expertise dan technical advantage.

"Kami coba bantu mereka karena kami percaya, empower the business artinya sama dengan empower Indonesia. Kami percaya kami bisa beri kontribusi dengan membantu usaha mikro ini," beber pria kelahiran Jepang yang punya potongan rambut nyentrik ini.

Melalui program ini, usaha mikro yang mendaftar untuk jadi merchant pemula di marketplace Rakuten -- tentunya setelah lolos verifikasi -- boleh berjualan gratis tanpa kena potongan biaya dengan kapasitas data spesifik produk 100 MB.

Memang, dengan program ini tak selamanya gratis, karena setelah lewat enam bulan, kata Yas, para merchant MicroB ini akan dikenakan charge 7% tiap pesanan produk yang terjual. Selain itu, kuota juga turun dari 100 produk menjadi 20 produk. Tapi itu menurutnya sudah lumayan.

"Buat Rakuten, ini hal yang sensasional karena belum pernah kami lakukan sebelumnya. Kami tak mau bicara target, yang penting bisa menjaring usaha mikro sebanyak-banyaknya. Saya rasa, ini juga penting bagi Indonesia," katanya.

Yas optimistis, program MicroB ini bisa sukses. Pasalnya, ia mencatat sudah ada 100 merchant usaha mikro yang lolos verifikasi meskipun program ini belum pernah disosialisasikan lewat media.

Rakuten sejatinya sudah mulai mendekati kelompok usaha kecil ini sejak meluncurkan program RBO SME Outreach pada September 2013 lalu di Bandung, Surabaya, Yogyakarta dan Medan untuk mendorong usaha kecil secara online.

Kata Yas, cara ini ikut membantu memperluas basis pelanggan Rakuten dari 90% berbasis di Jakarta, menjadi hanya 70% saja karena sisanya tersebar di seluruh Indonesia.

Rakuten juga menawarkan program pelatihan bulanan untuk para merchant, yang memberdayakan merchant dengan keterampilan dan pengetahuan yang mereka butuhkan untuk menumbuhkan bisnis online yang sukses dan menjaga kesetiaan pebelanja.

(rou/rou)