Tips Buat Speech Composing Ala Eka Gustiwana
Hide Ads

d'Youthizen Virtual Class

Tips Buat Speech Composing Ala Eka Gustiwana

Aisyah Kamaliah - detikInet
Jumat, 30 Okt 2020 18:54 WIB
NEW YORK, NY - NOVEMBER 08: (EDITORS NOTE: Image has been converted to black and white.) JBL headphones on display during the TBS Comedy Festival 2017 -
Ilustrasi speech composing. Foto: Getty Images
Jakarta -

Ingat dengan video debat pilpres yang dijadikan sebuah lagu? Atau lagu 'Demi Tuhan' dari kejadian viral Arya Wiguna vs Eyang Subur? Kamu sedang belajar untuk membuat konten serupa?

Beruntung, dalam kuliah online d'Youthizen Virtual Class, Jumat (30/1/2020), Eka Gustiwana yang merupakan seorang speech composer dari lagu-lagu terkenal yang sudah detikINET sebutkan di atas, memberikan tipsnya. Pertama adalah memahami isi konten dari video yang ingin kamu gunakan.

"Saya nonton videonya berulang kali, misalnya saat debat presiden itu saya nonton berkali-kali sampai menemukan suatu kalimat," kata Eka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia juga memastikan untuk membuat transkrip dari sebuah video yang akan ia pakai. Kemudian, baru dengan bantuan aplikasi, Eka mengolah suara dengan mengubah nada sesuai yang diinginkan. Suara seseorang bisa dibuat tinggi atau bahkan lebih panjang.

Eka menambahkan sebenarnya tidak ada tips khusus untuk membuat speech composing. Yang pasti tips utamanya adalah percaya dengan kreativitas masing-masing dan menemukan 'feel' dari karya yang ingin kamu buat.

ADVERTISEMENT

"Saya suka sedih orang yang menganggap ini (speech composing) sebuah parodi padahal ini sebuah seni. Ketika bertanya soal 'feel', saya umpamakan seorang chef ketika dengan bahan dan resep yang sama itu bisa rasanya berbeda. Yang harus diasah bukan teknik bermain musiknya, buat musisi. Kalau suka gambar, bukan aplikasi atau tekniknya. Itu adalah soal bagaimana 'feel'-nya ada," tutur Eka.

Jadi, detikers, jangan merasa takut bakal muncul saingan-saingan di dunia speech composing, sebab setiap orang memiliki rasa yang berbeda-beda. Soal rasa, kembali lagi pada selera masing-masing. Akan selalu ada pasar sendiri bagi tiap-tiap pekerja seni.

"Makanya saya nggak pernah takut, di dunia seni tidak ada saingan karena sudah dianugerahkan Tuhan dengan rasa yang berbeda-beda. Yang harus kita kembangkan itu rasanya itu," tandasnya.




(ask/fay)