Ini Alasan PSN Pilih Boeing dan SpaceX untuk Satelit Nusantara Lima
Hide Ads

Laporan dari Orlando

Ini Alasan PSN Pilih Boeing dan SpaceX untuk Satelit Nusantara Lima

Adi Fida Rahman - detikInet
Senin, 08 Sep 2025 22:02 WIB
Satelit Nusantara Lima
Ini Alasan PSN Pilih Boeing dan SpaceX untuk Satelit Nusantara Lima Foto: Pasifik Satelit Nusantara
Orlando -

PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) bersiap meluncurkan Satelit Nusantara Lima (SNL) pada 9 September 2025 pukul 07.02 WIB dari Cape Canaveral, Orlando, Florida, Amerika Serikat, menggunakan roket Falcon 9 milik SpaceX. Satelit ini, yang dibangun oleh Boeing, dirancang untuk menyediakan konektivitas internet berkapasitas tinggi lebih dari 160 Gbps di Indonesia dan sebagian wilayah Asia Tenggara.

CEOPSN Group, Adi Rahman Adiwoso, membeberkan alasan di balik kolaborasi dengan dua raksasa teknologi dunia ini. Keputusan PSN untuk bekerja sama dengan Boeing dan SpaceX didasarkan pada keunggulan teknologi dan keandalan keduanya.

"Kami ingin menggunakan teknologi paling advanced," ujarnya kepada detikINET.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Satelit Nusantara Lima dilengkapi prosesor generasi terbaru yang mampu mengatur kanal dan kapasitas secara fleksibel, jumlah beam lebih banyak, dan power lebih besar dibanding pendahulunya, Satelit Satria. Kompleksitas teknologi ini membuat kolaborasi dengan perusahaan berpengalaman seperti Boeing menjadi pilihan utama.

ADVERTISEMENT

"Boeing punya kapasitas yang cukup baik, cukup advanced. Prosesor yang digunakan untuk SNL ini generasi ke-4 atau ke-5, jauh lebih maju dibandingkan Satria-1. Kita selalu ambil yang paling mutakhir karena teknologi terus berkembang. Kalau pakai teknologi lama, kita ketinggalan," ujar Adi.

Sementara itu, SpaceX dipilih karena rekam jejaknya yang terbukti andal. "Ini sudah ketiga kalinya kita pakai SpaceX. Mereka sangat kompetitif dan reliable. Kalau lihat dari biaya asuransi peluncuran, rendahnya biaya asuransi menunjukkan tingkat keandalan mereka," jelas Adi.

CEO PSN Adi Rahman AdiwosoCEO PSN Adi Rahman Adiwoso Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

Satelit Nusantara Lima memiliki total kapasitas sekitar 160Gbps.Nantinya sebanyak 140 Gbps dialokasikan untuk Indonesia, dengan fokus pada wilayah Indonesia Timur yang memiliki kebutuhan konektivitas lebih besar dibandingkan Satria-1, yang lebih terkonsentrasi di Indonesia Barat.

"Kita alokasikan sekitar 80 Gbps untuk Indonesia Timur, tapi ini fleksibel, bisa dipindah-pindah sesuai kebutuhan," tambah Adi. Sisanya, sekitar 14 Gbps untuk Filipina dan 8 Gbps untuk Malaysia, menunjukkan komitmen PSN untuk mendukung konektivitas regional.

Satelit ini juga dirancang untuk mendukung berbagai sektor, termasuk perbankan, pendidikan, dan bisnis, dengan biaya kapasitas yang diklaim sebagai "paling murah di dunia." Adi menekankan bahwa SNL bukan hanya untuk kebutuhan komersial, tetapi juga memiliki nilai strategis sebagai satelit bendera Indonesia.

"Dalam keadaan darurat, pemerintah bisa menasionalisasi satelit ini. Ini soal ketahanan nasional. Kalau pakai Starlink, misalnya, mereka bisa mematikan layanan kapan saja. Kita negara besar, harus punya daya tahan sendiri," tegasnya, merujuk pada potensi ketergantungan terhadap layanan asing seperti Starlink atau Kuiper.

Dengan SNL, PSN berharap menyediakan konektivitas yang lebih murah dan mudah diakses, terutama di daerah-daerah terpencil di Indonesia. "Kami kerja hati-hati, dan sekarang tinggal kerja keras dan doa keras agar peluncuran sukses," tutup Adi dengan optimisme.




(afr/afr)
Berita Terkait