Satelit Nusantara Lima (SNL), milik PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN), siap diluncurkan pada 8 September 2025 (9 September di Indonesia) dari Cape Canaveral, Amerika Serikat, menggunakan roket SpaceX Falcon 9.
Mengusung teknologi Very High Throughput Satellite (VHTS), satelit ini disebut-sebut punya kapasitas terbesar di Asia, menjadikannya solusi strategis untuk menjawab tantangan konektivitas di Indonesia, negara kepulauan dengan lebih dari 17.000 pulau.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kapasitas Terbesar di Asia
Dijelaskan Satrio Adiwicaksono, Project Director Satelit Nusantara Lima, satelit ini memiliki kapasitas total 160 Gbps, terbesar yang pernah diluncurkan PSN. Tak hanya itu, satelit ini juga diklaim canggih.
![]() |
"Satelit ini cukup canggih karena kapasitasnya terbesar dan sudah dilengkapi digital processor. Ini memungkinkan kita mengatur kapasitas sesuai kebutuhan di seluruh cakupan wilayah," ujarnya saat ditemui usai welcoming dinner peluncuran Satelit Nusantara Lima di Rosen Hotel, Orlando, Minggu malam (7/9/2025).
Berbeda dengan satelit sebelumnya yang memakai chip analog dengan alokasi kapasitas tetap, Nusantara Lima menggunakan Gen 7 Channelizer dan chip digital. Teknologi ini memungkinkan distribusi kapasitas secara fleksibel. Contohnya, jika suatu daerah membutuhkan kapasitas lebih besar seperti saat bencana alam, satelit ini bisa mengalokasikan bandwidth tambahan secara cepat.
"Kalau ada bencana seperti gunung meletus, kita bisa memberikan kapasitas tambahan untuk mendukung layanan informasi seperti internet atau seluler," tambahnya.
Spesifikasi Teknis Satelit Nusantara Lima
![]() |
Satelit ini menawarkan sejumlah fitur canggih yang menjadikannya unggulan di bidang teknologi satelit. Berikut spesifikasi utamanya:
- Kapasitas Bandwidth: Lebih dari 160 Gbps, terbesar di Asia.
- Masa Operasional: Dirancang untuk beroperasi lebih dari 15 tahun.
- Teknologi: Menggunakan teknologi Ka-Band VHTS, XIPS Electrical Thruster, dan Gen 7
- Channelizer untuk performa optimal.
- Berat Peluncuran: Sekitar 7.800 kg.
- Platform: Boeing 702MP, diproduksi oleh Boeing Satellite System International, Inc.
- Slot Orbit: 113 derajat bujur timur.
- Peluncur: Roket SpaceX Falcon 9.
- Cakupan: Didukung 101 user spot beams dan 11 gateways, mencakup Indonesia, Malaysia, dan Filipina.
Anatomi Satelit
Foto: Pasifik Satelit Nusantara
|
Satelit ini juga memiliki empat panel per sayap pada solar array untuk mendukung kebutuhan energi sebesar 20 kilowatt. Payload analog dan digital dengan channelizer serta empat antena reflektor multi-spot memastikan distribusi sinyal yang akurat dan luas. Kombinasi chemical propulsion dan electrical propulsion memungkinkan satelit mencapai orbit dalam 180 hari
"Target operasionalnya adalah April 2026 setelah tiba di orbit pada pertengahan Januari 2026," ungkap Satrio.
Dampak Strategis bagi Indonesia
Peluncuran Nusantara Lima menjadi tonggak penting dalam memperkuat kedaulatan teknologi dan telekomunikasi Indonesia. Satelit ini diharapkan menjembatani kesenjangan digital dengan menyediakan konektivitas internet ke wilayah terpencil di kepulauan Indonesia.
"Kita ingin memberikan layanan digital yang lebih memadai untuk sekolah, kepolisian, dan masyarakat umum," ungkap Satrio.
![]() |
Dengan cakupan yang meliputi Indonesia, Malaysia, dan Filipina, satelit ini akan mendukung berbagai kebutuhan komunikasi, mulai dari internet, seluler, hingga layanan darurat.
"Satelit ini juga memberikan manfaat bagi negara lain dalam wilayah cakupannya, mendukung kepentingan umum hingga pribadi," tambahnya.
Jadwal Peluncuran
Peluncuran Nusantara Lima dimajukan dari pukul 08.30 menjadi 08.02 waktu setempat. Menurut Satrio, hal ini memperluas launch window dari 45 menit menjadi hampir dua jam (hingga pukul 09.45).
"Dengan launch window yang lebih lebar, peluang untuk meluncurkan lebih besar, terutama jika ada kendala seperti cuaca buruk, petir, atau wind shear," katanya.
Saat ini, satelit sudah terintegrasi dengan roket tahap pertama dan kedua serta berada di dalam encapsulation fairing. Malam ini satelit akan diposisikan secara vertikal (ereksi) untuk persiapan akhir. Proses pengisian bahan bakar roket akan dimulai 35 menit sebelum peluncuran.
"Mudah-mudahan cuaca mendukung, tidak ada petir atau wind shear, sehingga kita bisa meluncur tepat pada pukul 08.02," tutup Satrio.
Dengan teknologi mutakhir dan kapasitas besar, Satelit Nusantara Lima diharapkan menjadi tonggak baru dalam memperkuat konektivitas digital Indonesia dan kawasan sekitarnya.
Simak Video "Video: Satelit Nusantara Lima Milik Indonesia Siap Meluncur 9 September"
[Gambas:Video 20detik]
(afr/afr)