Sejak diperkenalkan Januari 2025 lalu, Telkom mengungkapkan pemanfaatan Mona, layanan pemantau jaringan berbasis AI (Artificial Intelligence/kecerdasan buatan) dari Netmonk Telkom, telah digunakan hampir 1.000 monitored device. Respons positif menunjukkan kebutuhan layanan untuk memantau infrastruktur jaringan secara optimal.
Selain direspon baik pasar, layanan tersebut juga merupakan pencapaian prestasi bagi perjalanan karir Arief Faizin, Innovator & Data Scientist Telkom Indonesia, yang sekaligus inventor Mona.
Menurut dia, situasi tersebut terjadi karena adanya dua keunggulan Mona. Pertama, fitur predictive analytics yang memungkinkan deteksi masalah jaringan sebelum terjadi dan memberikan waktu cukup untuk tindakan pencegahan.
"Berikutnya root cause analysis yakni proses sistematis mengidentifikasi akar penyebab masalah guna mencegah terulangnya di masa depan dan memberikan rekomendasi solusi yang relevan. Inilah yang membuat Mona menjadi asisten virtual yang diandalkan oleh banyak perusahaan di Indonesia," ungkap Arief dalam keterangan tertulisnya, Senin (24/3/2025).
Arief menjelaskan, Mona membantu pekerja IT di banyak perusahaan dalam mengelola infrastruktur jaringan tanpa bergantung proses manual yang memakan waktu. Dengan infrastruktur jaringan kompleks, maka tim IT yang bertugas memantau jaringan, senantiasa menghadapi tantangan tidak sederhana. Mulai mengelola volume data besar hingga mendeteksi dan menangani gangguan dengan cepat. Pada kondisi ini, virtual assistant berbasis AI menjadi solusi penting.
Melalui Mona, banyak tim IT di Indonesia bisa segera memperoleh notifikasi ketika terjadi anomali atau potensi gangguan jaringan. Hal ini memungkinkan mereka mengambil tindakan lebih cepat demi mencegah gangguan lebih besar. Selain itu, virtual assistant juga mampu mengotomasi tugas-tugas rutin, seperti analisis log, pelaporan kinerja, atau pengecekan status perangkat, sehingga tim IT dapat lebih fokus tugas strategis.
"Mona dikembangkan berdasar masukan pengguna Netmonk. Kami ingin menghadirkan Mona sebagai teknologi intuitif layaknya sahabat bagi mereka di bidang pemantauan jaringan. Tentu saja, disertai kemudahan penggunaan dan pengalaman yang user-friendly menjadi prioritas utama," tambahnya.
Arief yang bergabung di Netmonk tahun 2021 langsung terlibat pengembangan Mona. Alasannya, dia merasa tertantang mengerjakan kebutuhan layanan yang cepat dan harus bisa diadaptasi dengan kebutuhan terkait monitoring jaringan pengguna Netmonk.
Alumni master rekayasa industry konsentrasi Data & Quality Engineering di salah satu universitas ternama di luar negeri ini juga menceritakan, keterbatasan waktu menyebabkan dirinya harus benar-benar fokus.
"Tidak semua ide bisa diterapkan dan saya harus memastikan setiap ide yang diimplementasikan harus berdampak nyata bagi pengguna," ucap dia.
Menurut dia, sejak awal, dirinya percaya bahwa teknologi bukan sekadar alat bantu, melainkan solusi yang bisa memecahkan masalah secara nyata. Begitu juga dengan Mona yang dihadirkan sebagai solusi tantangan monitoring jaringan yang kompleks.
Simak Video "Video: Skill Kuasai AI Kini Jadi Pertimbangan Perusahaan Rekrut Karyawan"
(agt/fay)