Lima Tahun Beroperasi, Starlink Sudah Cuan Belum?
Hide Ads

Lima Tahun Beroperasi, Starlink Sudah Cuan Belum?

Anggoro Suryo - detikInet
Rabu, 15 Mei 2024 07:15 WIB
Starlink
Lima Tahun Beroperasi, Starlink Sudah Cuan Belum? Foto: Agus Tri Haryanto/detikINET
Jakarta -

Saat SpaceX meluncurkan jajaran satelit Starlink pertamanya pada Mei 2019, banyak yang mencibir karena layanan penyedia internet milik Elon Musk itu dianggap menghabiskan biaya yang sangat tinggi dan akan sulit balik modal.

Namun kini, setelah lima tahun beroperasi, Starlink dianggap sudah mulai meraup keuntungan. Penghasilan Starlink sebelum EBITDA (interest, taxes, depreciation, dan amortization) diprediksi menembus USD 3,8 miliar dengan cash flow sekitar USD 600 juta.

Perkiraan ini berasal dari perusahaan peneliti pasar satelit Quilty Space, yang menyebut Starlink kini sudah mulai meraup cuan, demikian dikutip detikINET dari Techspot, Rabu (15/5/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut pendiri Quilty Space Chris Quilty, melesatnya bisnis Starlink ini tak disangka-sangka. Terutama karena cara kerjanya yang terlihat rumit, yaitu menggunakan konstelasi satelit ekstra luas untuk menyebarkan koneksi internet di Bumi.

Sejak awal, proyek Starlink ini dianggap terlalu rumit dan sulit menghasilkan pemasukan yang signifikan. Terutama karena biaya produksinya yang besar. Saat ini, setelah lima tahun beroperasi, Starlink sudah punya 5.200 satelit yang mengorbit di low-earth dan menyebarkan koneksi internet ke 2,7 juta pengguna di 57 negara.

ADVERTISEMENT

Starlink, yang merupakan bagian dari SpaceX, tidak mengungkap laporan keuangannya ke publik. Namun Quilty punya cara tersendiri untuk menilai performa keuangannya. Menurut mereka, pemasukan Starlink pada 2024 diproyeksi mencapai USD 6,6 miliar.

Sementara pengeluarannya diperkirakan mencapai USD 3,1 miliar untuk tahun 2024. Penggunaan satelit 3.0 juga bisa menggenjot pertumbuhan Starlink dengan kemampuannya yang lebih tinggi, seperti dukungan kecepatan internet yang lebih tinggi serta fitur direct-to-cell, atau kemampuan terhubung langsung ke ponsel.

Hal ini bisa dicapai karena Starlink bisa mengatur pengeluarannya secara efektif. Salah satunya dengan membuat satelitnya sendiri. Misalnya, setiap satelit model 1.0 "hanya" menelan biaya sebesar USD 200 ribu.

Lalu strategi pemasaran Starlink pun dianggap Quilty sebagai sebuah kesuksesan, karena menerapkan strategi integrasi vertikal yang agresif dan meminimalkan ketergantungan pada pemasok pihak ketiga. Juga volume produksi yang bisa digeber sehingga ketersediaan stok perangkat bisa terjaga.




(asj/afr)
Berita Terkait