Ribuan SIM card bekas hanya jadi sampah plastik yang merugikan lingkungan. Padahal ini bisa diolah jadi paving block yang bermanfaat.
Telkomsel, operator telekomunikasi terkemuka di Indonesia, menggelar NextDev Summit tahun ke-9 dengan tema Embracing Tech for Sustainable Impacts. Mereka ingin mendukung pertumbuhan bisnis startup digital dan mendorong penggunaan teknologi untuk menciptakan dampak positif yang berkelanjutan.
Dalam talkshow pertama yang mengusung tema Tech For Sustainability Impact, ada tiga narasumber yaitu, Mohamad Bijaksana Junerosano selaku CEO dan Founder Waste4Change, Saki H Bramono, selaku VP Corporate Communications & Social Responsibility Telkomsel, dan Angkie Yudistia selaku Staf Khusus Presiden untuk Disabilitas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saki Bramono mengatakan Telkomsel telah mengambil langkah nyata untuk mengelola sampah plastik dari produk-produknya berupa bekas cangkang SIM card. Inisiatif ini merupakan bagian dari komitmen Telkomsel terhadap ekonomi sirkular, di mana limbah dimanfaatkan kembali dan dimasukkan ke dalam siklus produksi.
"Kami mengkoleksi semua sampah plastik di reseller-reseller, kita ambil, dan kita olah. Jadi kita olah menjadi smartphone holders, lalu kedua, produk yang dihasilkan itu adalah paving block," ujar Saki H Bramono pada acara NextDev di Jakarta, Selasa (14/5/2024).
Limbah plastik berupa ribuan cangkang SIM Card yang dikumpulkan dari peritel dan reseller Telkomsel tidak hanya dibuang begitu saja, melainkan didaur ulang dan diolah menjadi produk-produk baru yang bernilai. Salah satu produk yang dihasilkan adalah paving block, yang terbuat dari limbah plastik yang sebelumnya menjadi masalah.
"Paving block ini terbuat dari hasil limbah plastik dan sekarang sudah ada di gudang sebanyak 70 ribu," kata dia.
Dengan mengolah kembali limbah plastik menjadi produk bermanfaat, Telkomsel tidak hanya mengurangi jumlah sampah plastik yang berakhir di tempat pembuangan akhir, tetapi juga menciptakan siklus ekonomi yang lebih berkelanjutan. Telkomsel berencana untuk menggunakan paving block yang terbuat dari limbah plastik mereka sendiri dalam pembangunan gedung baru di kantor pusat mereka.
"Kita kebetulan Insya Allah akan membangun gedung baru di kantor pusat, di belakangnya nanti semua paving block area outdoor akan dipakai," tambahnya.
Inisiatif ini sejalan dengan komitmen Telkomsel terhadap konsep ESG (Environment, Social, Governance) dalam operasional bisnisnya.
"Kita sudah punya yang namanya strategic corporate sustainability, dan tadi yang saya sampaikan, kalau kita bicara sustainability long term ini sejarah panjang tidak bisa hanya dari sisi kami, dari sisi bisnis," tegas Saki.
Dengan langkah-langkah nyata seperti ini, Telkomsel berharap dapat memimpin transisi menuju ekonomi sirkular dan praktik-praktik bisnis yang lebih berkelanjutan. Pengelolaan sampah plastik secara bertanggung jawab tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan, tetapi juga membuka peluang bisnis baru yang sejalan dengan prinsip-prinsip keberlanjutan.
*Artikel ini ditulis oleh Fadhila Khairina Fachri, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(fay/fay)