Jaringan 5G sudah diluncurkan Indosat Ooredoo Hutchison sejak Juni 2021. Akan tetapi, 5G dirasa belum digenjot maksimal terutama untuk end user. Tentu saja, ada alasan di balik kendala tersebut.
Vikram Sinha President Director & Chief Executive Officer (CEO) Indosat Ooredoo Hutchison menuturkan bahwa saat ini penggunaan 5G di belahan dunia lain memang lebih banyak berfokus di enterprise, bukan ke end user. Sebab, jaringan 4G dianggap sudah cukup mumpuni kebutuhan dari pengguna internet untuk sehari-hari.
"Terutama contoh di China yang 5G paling bagus secara ekosistem, yang dijual oleh provider memang enterprise bukan ke end user," ujar Vikram kepada rekan media pada Rabu (3/1/2024), di Semarang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melihat konsep 5G, Vikram mengatakan bahwa jaringan generasi ke-5 itu berfokus pada penunjang internet of things (IoT). Misalnya untuk pengembangan smart home, driverless car, atau segala sesuatu yang membutuhkan bandwidth yang besar. Karena itu, sasarannya masih cocok untuk kalangan enterprise.
Pun, untuk saat ini, ekosistem pengembangan 5G juga memerlukan dorongan. "5G tanpa ekosistem itu tidak akan berjalan maksimal, karena investasi yang kita keluarkan besar," ucapnya. "Kuncinya 5G, kita membutuhkan spektrum," lanjut Vikram.
Idealnya, spektrum yang digunakan adalah 3,5GHz pada mid band. Spektrum ini juga lah yang umumnya digunakan di negara-negara yang sudah lebih awal mengembangkan 5G.
Beberapa operator di negara Finlandia, Republik Ceko, Hungaria, Irlandia, Polandia, Italia, Norwegia, Spanyol,Inggris, Slovakia, Uni Emirat Arab, Qatar, Bahrain, Jordan, Saudi Arabia dan Australia adalah sebagian daftar negara yang memanfaatkan frekuensi tersebut untuk jaringan 5G.
Baca juga: Masa Depan Implementasi 5G di Mata Indosat |
(ask/fyk)