Bos Telkomsat: Starlink Bermanfaat untuk Komunikasi Nelayan di Laut
Hide Ads

Bos Telkomsat: Starlink Bermanfaat untuk Komunikasi Nelayan di Laut

Agus Tri Haryanto - detikInet
Selasa, 19 Sep 2023 09:45 WIB
Nelayan mencari ikan di perairan pantai Pasie Nan Tigo Padang, Sumatera Barat, Minggu (27/8/2023). Dinas Kelautan dan Perikanan Sumbar mencatat, daerah tangkapan ikan nelayan di wilayah itu makin jauh dari pesisir pantai sehingga meningkatkan biaya produksi, diduga selain akibat ekosistem perairan sudah tidak kondusif untuk ikan bertelur dan mencari makan, juga  adanya perubahan iklim. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/Spt.
Ilustrasi Starlink dimanfaatkan nelayan sebagai komunikasi di laut. Foto: ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Jakarta -

Layanan internet berbasis satelit Starlink dinilai sesuai untuk mendukung transformasi digital pada sistem perikanan tangkap Indonesia.

Starlink yang dimiliki SpaceX kepunyaan Elon Musk itu salah satunya bermanfaat untuk memudahkan komunikasi nelayan di laut. Hal itu diungkapkan CEO Telkomsat Lukman Hakim Abd. Rauf.

Sebagai informasi, di Indonesia, Telkomsat merupakan satu-satunya perusahaan penyedia layanan internet yang berkolaborasi dengan Starlink. Anak Usaha Telkom Indonesia itu menjadikan Starlink sebagai backhaul dengan kapasitas hingga 250 Gbps.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

"Kami siap menjadi enabler untuk seluruh program transformasi digital di bidang perikanan tangkap," ungkap Lukman saat menjadi narasumber dalam talkshow Bincang Bahari KKP di Jakarta.

Starlink yang termasuk pada kategori teknologi satelit low earth orbit (LEO) ini mampu memberikan layanan dengan latensi rendah dan throughput tinggi hingga 500 Mbps dan portable kurang lebih 5 kg. Hal itu yang membuat layanan Starlink bisa menjadi solusi untuk kondisi keterbatasan jaringan komunikasi di laut.

Lukman menambahkan untuk komunikasi yang lebih stabil di laut sebaiknya memang menggunakan layanan berbasis satelit. Ini yang dilakukan oleh Telkomsat dengan menggandeng SpaceX dalam melayani sektor maritim di Indonesia.

"Dengan layanan ini kita bisa deliver layanan yang lebih stabil di perairan," ucapnya.

Sementara itu, Asisten Khusus Menteri Kelautan dan Perikanan Bidang Media dan Komunikasi Publik Doni Ismanto menjelaskan KKP memang tengah meningkatkan layanan digital untuk mendukung transformasi perikanan tangkap di Indonesia.

Salah satu yang sudah dimanfaatkan masyarakat nelayan saat ini adalah aplikasi E-PIT. Penggunaan aplikasi berbasis Android ini untuk mendukung pelaksanaan PNBP Pasca-Produksi dan kebijakan penangkapan ikan terukur yang mulai dilaksanakan tahun depan.

Kinerja aplikasi tersebut diakuinya belum optimal karena berdasarkan hasil survei KKP bersama Litbang Kompas, terdapat beberapa kendala yang dihadapi nelayan atau pelaku usaha perikanan saat menggunakan aplikasi tersebut. Kendala yang dihadapi seperti persoalan sinyal, error, freeze, hingga forced closed.

"Memang untuk optimalisasi E-PIT masalah utamanya itu sinyal. Itu tidak bisa ditampik, tapi itu bisa diperbaiki. Produk V-STAR dari Telkomsat yang didukung backhaul Starlink bisa menjadi alternatif solusi untuk keterbatasan sinyal di laut," ujarnya.

Sementara itu, Plt Dirjen Perikanan Tangkap Agus Suherman juga mengakui keterbatasan sinyal menjadi ke kendala penggunaan aplikasi E-PIT. Menurutnya perbaikan akan terus dilakukan, termasuk dari sisi desain dan fitur-fitur yang disajikan.

"E-PIT itu aplikasi yang membantu kita dalam pendataan, penyelesaian administrasi perizinan. Ternyata setelah berkembang bisa menjadi bagian dari sistem pemantauan pengawasan perikanan, yang memang amanah dari PP 11/2023 tentang Penangkapan Ikan Terukur," pungkasnya.




(agt/afr)