USTDA dan Super Sistem Bikin Studi Kelayakan Kabel Bawah Laut Indonesia
Hide Ads

USTDA dan Super Sistem Bikin Studi Kelayakan Kabel Bawah Laut Indonesia

Anggoro Suryo - detikInet
Jumat, 14 Jul 2023 14:07 WIB
XL Axiata ikut serta dalam proyek pembangunan Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) internasional. Kabel bawah laut ini menghubungkan Australia-Indonesia-Singapura.
Ilustrasi kabel bawah laut. Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Badan Perdagangan dan Pengembangan Amerika Serikat (USTDA) memberikan hibah kepada PT Super Sistem Data (Super Sistem) untuk studi kelayakan untuk pembangunan sistem kabel serat optik bawah laut di Indonesia.

Pembangunan kabel serat optik bawah laut ini akan menambah kapasitas internet pita lebar (broadband) kritis di daerah terpencil dan tertinggal di Indonesia.

"Kemitraan kami dengan Super Sistem akan mendorong salah satu tujuan utama pembangunan ekonomi dan konektivitas di Indonesia. Meningkatkan akses ke konektivitas yang terjangkau merupakan prioritas bagi USTDA di Indonesia dan negara-negara mitra lainnya di seluruh dunia," ujar Direktur USTDA Enoh T. Ebong, dalam keterangan yang diterima detikINET.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Investasi dalam infrastruktur digital ini akan menciptakan peluang bagi perusahaan Amerika Serikat dan mitra teknologi tepercaya untuk menawarkan solusi di pasar telekomunikasi yang penting," tambahnya.

Indonesia adalah negara dengan jumlah populasi terbanyak keempat di dunia, dengan lebih dari 274 juta penduduk yang tersebar di 17.000 pulau, dan pusat-pusat utama populasi dipisahkan oleh lautan sepanjang ratusan kilometer.

ADVERTISEMENT

Sistem kabel ini, yang disebut Barat Timur Indonesia (BTI), akan menghubungkan Batam, Jakarta, dan Manado; mencakup tujuh stasiun pendaratan; dan memiliki panjang gabungan lebih dari 4.700 kilometer. Studi ini akan menyediakan Super Sistem dengan analisis, desain, dan rencana yang diperlukan untuk mengimplementasikan sistem kabel.

"Sistem Kabel BTI kami lebih dari sekadar upaya memperluas jaringan yang sudah ada. Ini merupakan lompatan maju yang signifikan dalam hal kapasitas, keandalan, dan jangkauan," ujar Pejabat Eksekutif Utama Super Sistem Kelvan Firman.

Dukungan USTDA terhadap proyek ini memajukan Kemitraan untuk Infrastruktur dan Investasi Global (Partnership for Global Infrastructure and Investment, atau PGII) dan Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik (Indo-Pacific Economic Framework, atau IPEF), dengan tujuan mengembangkan, memperluas, dan menerapkan infrastruktur digital yang aman untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan memfasilitasi masyarakat digital yang terbuka.

"Seperti yang kita ketahui, kabel bawah laut adalah tulang punggung infrastruktur internet global kita. Di Indonesia, kabel ini memainkan peran penting dalam menghubungkan satu pulau dengan pulau-pulau lainnya dan dengan seluruh dunia," tutup Duta Besar AS untuk Indonesia Sung Y. Kim, dalam keterangan yang sama.




(asj/asj)