Dengan akan dilepasnya tiga frekuensi 5G pada pita frekuensi 700 MHz, 26 GHz, dan 3,5 GHz pada tahun depan. Menurut pengamat telekomunikasi, lelang frekuensi tersebut akan meningkatkan penetrasi 5G di Indonesia.
"Karena ini akan bisa meningkatkan penetrasi 5G ke depannya. Frekuensi yang ditawarkan rentangnya variatif dan ideal," ujar Founder IndoTelko Doni Ismanto kepada detikINET.
Sebagai informasi, lebar pita yang akan dilelang di 700 MHz itu 2 x 45 MHz atau 90 MHz, di frekuensi 26 MHz lebar pitanya mencapai 2,7 GHz, dan frekuensi 3,5 GHz punya lebar pita 200 MHz.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Khusus untuk frekuensi 700 MHz, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah menetapkan jadwal. Rencana lelang frekuensi emas itu dilakukan pada kuartal pertama 2023, tentunya dengan syarat proses peralihan penyiaran atau Analog Switch Off (ASO) sudah rampung total.
Dengan dilakukannya lelang frekuensi pada tiga spektrum itu, Doni mengungkapkan akan memperlancar layanan 5G secara optimal. Misalnya pada frekuensi 700 MHz, kalau itu pemenangnya satu operator seluler, maka jadi modal yang cukup menggelar 5G yang sesungguhnya.
"Kalau di 700 MHz itu pemenang satu operator bisa, itu 5G sesungguhnya. Di 700 MHz ini buat penetrasi bagus karena frekeunsi rendah, lebih cepat, kalau untuk kapasitas bisa di 26 GHz dan 3,5 GHz," ungkap Doni.
Berbicara mengenai harga lelang frekuensi, Doni menyakini bahwa pemerintah yang dalam hal ini Kominfo telah melakukan hitung-hitungan yang mencari harga terbaik.
Ia mencontohkan pada lelang frekuensi 2,3 GHz dan 2,1 GHz itu mengalami kenaikan karena itu dihitung berdasarkan benchmark yang kemudian dipadu dengan inflasi dan lainnya.
"(Harga frekuensi) akan mengikuti benchmark yang sudah terjadi sebelum ini. Dicari harga kekiniannya, termasuk inflasi. Namanya lelang, pemerintah pasti mencari harga terbaik karena nanti (kalau tidak) ada pertanggungjawaban kalau terjadi temuan," tuturnya.
(agt/fay)