Beda Penggelaran 4G dan 5G di Indonesia yang Mesti Kalian Tahu

Beda Penggelaran 4G dan 5G di Indonesia yang Mesti Kalian Tahu

ADVERTISEMENT

Beda Penggelaran 4G dan 5G di Indonesia yang Mesti Kalian Tahu

Agus Tri Haryanto - detikInet
Rabu, 20 Apr 2022 08:15 WIB
Smartfren kembali melakukan uji coba 5G dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggunakan pita frekuensi 26 GHz.
Beda Penggelaran 4G dan 5G di Indonesia yang Mesti Kalian Tahu. Foto: Dok. Smartfren
Jakarta -

Penggelaran jaringan 5G tidaklah sama seperti yang terjadi pada 4G. Ini alasan 5G hanya tersedia secara terbatas dan di area tertentu saja.

Direktur Utama Smartfren Merza Fachys blak-blakan soal implementasi 5G di Indonesia yang sekarang sedang dikerjakan para operator seluler.

Disampaikannya, keberadaan 5G berbeda dengan 4G yang bisa menjangkau satu daerah secara luas. Di satu sisi, tidak semua masyarakat membutuhkan koneksi internet super ngebut ala 5G.

"Hari ini 5G fokus pada titik yang memang sudah saatnya membutuhkan 5G, ada use case, business model. Tidak seperti dulu, 4G yang langsung pasang di semua BTS di seluruh kota langsung dinyalakan. Kalau 3G kan tidak enak buat streaming video, sekarang 4G bisa buat ngapain aja. Sedangkan, 5G itu untuk special case, misal untuk industri, exhibition," tuturnya di Jakarta, Selasa (19/4/2022).

Merza menuturkan kenapa sinyal 5G hanya berada di titik-titik tertentu saja, tidak menyelimuti satu daerah layaknya penggelaran 4G. 5G dibutuhkan untuk menjalankan kendaraan otonom, robotik, dan layanan lainnya yang memerlukan kecepatan internet yang ditunjang latensi yang rendah.

Selain itu, keberadaan 5G juga bisa menjadi solusi di area yang tidak terjangkau dengan fiber optik.

"Makanya, salah satu bentuk layanan 5G melayani FWA (Fixed Wireless Access). Di kluster residensial yang fiber optik tidak masuk, di situ 5G dibutuhkan.Kalau sudah ada fiber, saya yakin kita semua yang pakai fixed broadband, pasti di rumah ganti ke WiFi. Makanya, nanti 5G bisa jadi solusi itu. Jadi, per titik saja, satu kluster yang tidak punya fiber optik," jelas Merza.

Hal itu, kata Merza menambahkan, yang terus dikembangkan berbagai pihak sampai pada akhirnya membutuhkan jaringan berbasis mobile.

"Ketika mobility coverage dibutuhkan, pertanyaan mau pakai spektrum apa? spektrum yang ada belum cukup meng-cover semuanya. Jadi, ini tumbuh bersama, pemerintah sedang menata ulang frekuensi, sambil aplikasi ditunggu untuk tumbuh. Pada saatnya nanti semua berbarengan tumbuh," pungkasnya.

Sebagai informasi, operator seluler yang sudah jualan 5G saat ini kepada para pelanggannya masih menggunakan frekuensi terbatas, seperti pada spektrum 1.800 MHz dan 2,3 GHz. Bahkan, alokasi lebar pita untuk 5G belum ideal masih di bawah 50 MHz dari yang dibutuhkan 100 MHz.

Smartfren sendiri saat ini tengah mengurus Uji Laik Operasi (ULO) ke Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Jika dinyatakan lulus, Smartfren akan menyemarakan penggelaran 5G di Indonesia. Sebelumnya operator seluler yang sudah lebih dulu mengantongi 'restu' pemerintah, yakni Telkomsel, XL Axiata, dan Indosat Ooredoo Hutchison.

Anak perusahaan Sinar Mas ini mengungkapkan sinyal 5G miliknya akan tersedia di area-area dan kota tertentu saja, yang mana dinilai membutuhkan kekuatan dari jaringan seluler generasi kelima ini.



Simak Video "Jerman Bakal Larang Operator Seluler Pakai 5G Huawei dan ZTE"
[Gambas:Video 20detik]
(agt/afr)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT