Meski baru tahap awal, penggelaran layanan 5G di Indonesia sudah dilakukan sejak Mei 2021. Sayangnya, seiring kehadiran teknologi tersebut, ponsel 5G masih terbilang minim keberadaannya.

Ponsel 5G dimaksud adalah perangkat yang sudah memenuhi teknologi seluler jaringan kelima, tetapi software dari gadget tersebut belum dibuka oleh vendor.

Hal itu dikeluhkan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate.

"Untuk mendukung penggelaran 5G yang lebih masif, hebat, berkembang yang akan datang. Untuk itu saya minta, dukungan kuat, tidak saja operator seluler, tetapi juga ekosistem 5G, termasuk di dalam pabrikan untuk segera membuka software 5G yang memungkinkan pengalaman 5G dapat dinikmati oleh semua orang," tutur Menkominfo di Jakarta.

Menkominfo mengatakan sejauh ini berdasarkan ponsel 5G yang sudah tersertifikasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) itu baru 32 perangkat.

Johnny tidak menyebutkan merek ponsel 5G yang belum membuka software dari perangkat tersebut terhubung ke teknologi 5G. Ia hanya mengungkapkan bahwa vendor itu merek terkenal.

"Semua jenis handheld, gadget yang bisa dinikmati masyarakat. Saat ini belum. Saya baru diberikan laporan baru 32 jenis handheld yang tersertifikasi memenuhi syarat untuk 5G. Masih ada beberapa merek ternama yang perlu dibuka software untuk menerima sinyal 5G," ucap Johnny.

"Masyarakat jangan sampai dikecohkan bahwa operator seluler sudah mengawali menyediakan layanan 5G. Di saat bersamaan perangkat penerima masyarakat dalam bentuk handheld, gadget juga harus punya kemampuan membuka software menerima layanan 5G," pungkasnya.

Sebagai informasi, Kementerian Kominfo telah memberikan restu kepada tiga operator seluler untuk mengkomersialisasikan layanan 5G kepada masyarakat, yaitu Telkomsel, Indosat Ooredoo Hutchison dan XL Axiata.

Sedangkan ponsel 5G yang sudah hadir di pasar Indonesia, di antaranya merek Samsung, Oppo, Vivo, Xiaomi, Realme, Poco, maupun Redmi.