.webp)
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) berencana untuk melakukan lelang sisa frekuensi 5 MHz FDD (2x5 = 10 MHz) di pita frekuensi 2,1 GHz kepunyaan Indosat Ooredoo Hutchison.
Frekuensi 5 MHz tersebut dikembalikan ke negara sebagai syarat hasil merger Indosat Ooredoo dan Hutchison 3 Indonesia (Tri) yang nanti jadi operator seluler anyar bernama Indosat Ooredoo Hutchison.
Total penggabungan frekuensi kepunyaan Indosat dan Tri sebanyak 145 MHz, kemudian diambil Kominfo 10 MHz. Maka, Indosat Ooredoo Hutchison memiliki sumber daya frekuensi 135 MHz.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk apa frekuensi ini, nanti dilakukan sesuai ketentuan perundang-undangan. Frekuensi 5 MHz ini akan ditawarkan kepada operator seluler lainnya," ujar Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat dan Pos Informatika (Dirjen SDPPI) Kementerian Kominfo, Ismail.
Belum diketahui pasti sejauh ini kapan proses penawaran frekuensi 5 MHz tersebut kepada operator seluler lainnya.
Adapun Kominfo memberikan waktu maksimal hingga satu tahun kepada Indosat Ooredoo Hutchison untuk mengembalikan 5 MHz tersebut ke negara.
"Ada proses penawaran. Kalau yang berminat lebih banyak dari ketersediaan akan dilakukan seleksi dan seterusnya yang ditentukan sesuai perundang-undangan," jelas Ismail.
Proses merger Indosat dan Tri ini berlangsung kurang dari setahun sejak diteken Memorandum of Understanding (MoU) pada Desember 2020, lalu sepakat bergabung pada pertengahan September 2021.
Mengalami penundaan beberapa kali, pada akhirnya 'perkawinan' operator seluler yang kini melahirkan Indosat Ooredoo Hutchison senilai USD 6 miliar atau setara dengan Rp 85 trilun telah disepakati
Kominfo pun telah merestui merger Indosat dan Tri yang menjadi Indosat Ooredoo Hutchison. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa akan digelar akhir November ini membahas penggabungan kedua perusahaan jadi satu entitas.
(agt/fay)
