Layanan 5G baru beberapa bulan menyapa Indonesia. Namun, para penyedia Internet of Things (IoT) tak sabar menunggu 'daya magis' jaringan seluler generasi kelima tersebut.
Pertama kali 5G hadir di tanah air pada Mei lalu oleh Telkomsel. Kemudian, Indosat Ooredoo dan XL Axiata menjadi operator seluler berikutnya yang menyediakan layanan 5G secara komersial kepada pelanggan.
"5G yang ditunggu-tungguh IoT provider itu adalah 5G yang berdasarkan 3GPP release 16 ke atas," ungkap Ketua Umum Asosiasi IoT Indonesia, Teguh Prasetya dalam diskusi virtual Indonesia Technology Forum (IFT), Rabu (3/11/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tegus menjelaskan, karena yang dijanjikan release 16 ke atas tersebut bisa melakukan konektivitas dengan low latency. Artinya, konektivitasnya itu real-time, yang mana latensinya di bawah 1 ms.
"Jadi, autonomous car (mobil tanpa supir) dan segala macam yang sifatnya real-time bisa diimplementasikan di situ," kata Teguh.
Kemudian, release 16 ini juga mendukung terhubungnya banyak perangkat secara bersamaan. Misalnya, satu Base Transceiver Station (BTS) bisa terhubung empat ribu perangkat atau dalam jangkauan satu kilometer persegi terjadi satu juta konektivitas.
"Itu baru ada di release 16 ke atas. Itu yang ditunggu penyedia IoT," ungkapnya.
![]() |
Selain itu, teknologi jaringan seluler paling anyar ini pun mendukung mobile IoT. Sebab, selama ini IoT terhubung jaringan tetap.
"Lalu, broadband tinggi. Di release 15 juga ada, tapi di release 16 nanti lebih enhance lagi. 5G dibutuhkan teman-teman penyedia penyelenggara solusi IoT yang ada," tuturnya.
"Saat ini, teman-teman operator yang sudah terimplementasi itu release 15, belum sampai 16, ya sama seperti dulu ketika awal-awal 3G, 4G. Jadi, kita menunggu deployment 5G untuk release 16," sambungnya.
(agt/fay)