Hasil merger Indosat Ooreodo dan Hutchison 3 Indonesia (Tri) diyakini akan mempercepat pemerataan jaringan 4G di Indonesia. Bagaimana dengan tarif layanan, apakah berbeda atau terjangkau?
Ketua Pusat Studi Kebijakan Industri dan Regulasi Telekomunikasi Indonesia-ITB, Ian Joseph Matheus Edward mengatakan, selain pemerataan jaringan 4G, tantangan bagi merger operator adalah merancang skema tarif baru yang tepat dan terjangkau.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini ada dua operator bergabung harusnya manfaatnya lebih terasa oleh masyarakat. Harga (layanan) bukan berarti langsung murah ya, tapi terjangkau. Selain itu, cakupan dan kualitasnya makin baik," ujar Ian, Rabu (13/10/2021).
Disampaikannya, konsolidasi operator ini harus dijaga oleh pemerintah agar tidak ada yang dirugikan, salah satunya pelanggan. Tarif baru seharusnya dapat terjangkau masyarakat, tapi juga tidak merugikan operator.
Kedua induk perusahaan, Ooredoo dan CK Hutchison sepakat untuk melakukan penggabungan dua operator seluler yang beroperasi di Indonesia per Kamis, (16/9). Hasil merger Indosat dan Tri ini nantinya melahirkan Indosat Ooredoo Hutchison.
Chief Operating Officer Indosat Ooredoo Vikram Sinha bahwa saat ini belum ada perubahan layanan dan produk. Vikram menuturkan pengalaman layanan pelanggan menjadi tugas prioritasnya.
"Saya katakan prioritas nomor satu adalah pelanggan kami, Anda tahu, jika pelanggan kami senang mereka akan semuanya baik-baik saja," kata Vikram
Deputy Presiden Direktur Tri Indonesia, M Danny Buldansyah mengungkapkan paket dan layanan tidak ada yang berubah.
"(Dengan merger Indosat dan Tri-red) pasar akan tetap kompetitif, tarif layanan akan tetap mengikuti kompetisi di pasar. Yang pasti produk Tri belum akan Berubah. Bahkan akan menikmati kualitas yang lebih baik, jangkauan lebih luas, serta kecepatan yang lebih tinggi," pungkas Danny.
(agt/fay)