XL Axiata Masih Cari Jodoh Merger
Hide Ads

XL Axiata Masih Cari Jodoh Merger

Agus Tri Haryanto - detikInet
Selasa, 16 Feb 2021 17:46 WIB
Teknisi XL Axiata memeriksa perangkat BTS di kawasan Rasuna Said, Jakarta, Senin (10/2/2020). XL Axiata Tbk berhasil meraih pendapatan sebesar Rp 25,15 trilliun atau meningkat sembilan persen dibandingkan tahun sebelumnya, yang didorong oleh peningkatan pendapatan layanan sebesar 15 persen YoY, dan pertumbuhan pendapatan tersebut melampui pendapatan rata-rata industri.
(Foto: Rachman Haryanto/detikcom)
Jakarta -

XL Axiata masih tetap membuka kesempatan untuk melakukan merger dengan operator seluler. Siapa yang mau berjodoh dengan XL Axiata?

Isu merger di industri telco Indonesia kembali ramai dibahas, setelah Indosat Ooredoo dan Hutchison 3 Indonesia (Tri) sepakat melakukan penjajakan sebelum menyatakan nanti menjadi satu entitas perusahaan.

Presiden Direktur & CEO XL Axiata Dian Siswarini mengatakan bahwa saat ini jumlah pemain operator seluler yang beroperasi dinilai terlalu banyak. Hal itu yang menimbulkan persaingan yang menjurus perang harga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

"Konsolidasi itu baik untuk industri, karena industri telco Indonesia saat ini masih terdapat kelebihan jumlah pemain yang membuat persaingan luar biasa, kadang-kadang mendekati brutal," ujar Dian dalam konferensi pers virtual, Selasa (16/2/2021).

Dengan terjadinya operator seluler merger satu sama lain, itu akan berdampak positif bagi industri. Dian berpendapat kalau ada operator seluler lain sedang berupaya merger, perusahaannya mendukung rencana tersebut.

Induk perusahaan XL Axiata, yaitu Axiata sebelumnya juga meneken perjanjian ekslusif dengan Telenor, seperti yang saat ini terjadi pada Tri dan Indosat. Hanya saja, Axiata dan Telenor tidak berujung merger.

Lebih mundur ke belakang lagi, XL Axiata pernah melakukan aksi korporasi dengan mengakuisisi Axis dengan mahar USD 865 juta pada Maret 2014. Adapun kini, nama Axis jadi senjata dual brand bersama XL dalam mengarungi industri telekomunikasi Tanah Air.

"Nah, apakah XL akan melakukan (merger-red)? Sebetulnya sering saya katakan bahwa dalam beberapa tahun ini, XL dan beberapa operator di Indonesia, barangkali excluding Telkom Group, saling menjajaki satu sama lain," tuturnya.

"Jadi, kalau penjajakan itu kemudian sampai kepada persetujuan, kayak orang mau nikah, itu masuk ke jenjang lebih lanjut. Di XL, stakeholder kita, itu tetap membuka kesempatan atau melihat untuk melakukan merger. Dengan siapa cocoknya, harga berapa, itu pertanyaan berikutnya," kata Dian melanjutkan.




(agt/fay)