Telkom Buka Pintu Kolaborasi dengan APJII untuk Sebar Internet ke Desa
Hide Ads

Telkom Buka Pintu Kolaborasi dengan APJII untuk Sebar Internet ke Desa

Anggoro Suryo Jati - detikInet
Sabtu, 19 Des 2020 20:30 WIB
Logo Telkom
Foto: Ari Saputra
Jakarta -

Telkom mengaku siap berkolaborasi dengan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) untuk menyebarkan jaringan internet ke desa-desa di Indonesia.

"Telkom dapat memahami tujuan APJII menggelar layanan internet di desa yang sejalan dengan tujuan kami dalam mendukung program transformasi digital nasional. Kami tidak melihat niat APJII itu sebagai ancaman, justru sebagai peluang untuk berkolaborasi," tegas Direktur Wholesale & International Service (WINS) Telkom Dian Rachmawan.

Dikatakannya, Telkom memiliki layanan wholesale yang bisa mendukung APJII untuk menyediakan internet di desa, termasuk layanan jual kembali jasa internet.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Era digital ini adalah zamannya coopetition dimana pada satu sisi kita bisa berkompetisi namun di sisi lain kita saling kooperasi," katanya dalam keterangan yang diterima detikINET.

Dijelaskannya, bentuk kerja sama yang bisa dilakukan antara kedua belah pihak sudah pasti dalam bentuk kesepakatan wholesale.

ADVERTISEMENT

Telkom memiliki segmen pasar yang luas dan beragam. Telkom melayani pelanggan mulai dari segment retail consumer, korporasi, hingga ke operator telekomunikasi termasuk Internet Service Provider (ISP) yang merupakan anggota APJII.

Layanan wholesale Telkom sudah ada sejak 2003
Fokus layanan wholesale Telkom adalah menjadi digital hub untuk mewujudkan ekosistem digital Indonesia yang sehat. Banyak hal yang berpeluang membuka kerja sama Telkom dengan APJII mulai dari penyewaan kapasitas jaringan, penyediaan NeuCentrix yang merupakan Carrier Neutral Data Center milik Telkom, hingga platform, dan vertical apps.

Bisnis wholesale Telkom tidak hanya menyasar ISP yang berskala nasional. Telkom juga memiliki kantor perwakilan di daerah untuk layanan bisnis wholesale yang dikenal dengan nama Regional Wholesale Service (RWS) di tujuh regional yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Keberadaan RWS ini bertujuan untuk memudahkan kerja sama dengan penyelenggara telekomunikasi di tingkatan regional, termasuk seluruh anggota APJII dalam menyediakan layanan internet hingga ke desa. Penyedia Jasa Internet (PJI) berskala regional cukup menghubungi perwakilan Telkom di regional masing-masing, tidak perlu ke Jakarta.

Diharapkann Dian, jika kolaborasi ini terjadi Telkom akan mengutamakan terbentuknya ekosistem digital Indonesia yang sehat.

"Kami menyadari keberadaan Telkom sebagai tulang punggung sekaligus tumpuan penting ekonomi digital nasional. Dengan terbentuknya ekosistem yang lebih baik, maka semakin besar kemanfaatan bersama yang bisa kita raih," pungkas Dian.

Dengan adanya kolaborasi maka harapannya para ISP yang merupakan anggota APJII dapat memanfaatkan berbagai fasilitas di NeuCentrix Telkom, termasuk Content Delivery Network (CDN) tempat mengakses berbagai konten dengan kualitas dan biaya yang lebih baik. Pada akhirnya masyarakat dan negara yang akan diuntungkan.

Terdapat juga peluang untuk kerja sama dalam hal platform serta vertical apps untuk mendukung pertumbuhan ekonomi pedesaan yang selama ini belum tersentuh oleh digitalisasi.


Lebih lanjut Dian memaparkan, selain menyediakan konektivitas, Telkom juga memiliki kapabilitas dalam platform dan vertical apps yang dapat dikolaborasikan bersama APJII untuk mendukung pelaku Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UMKM) di desa.

Hingga saat ini, 89% UMKM Indonesia melakukan aktivitas perdagangan online melalui aplikasi Facebook, Instagram, dan WhatsApp.

Sedangkan 93% dari produk yang dijual oleh unicorn Indonesia adalah produk impor yang sudah pasti bukan hasil UMKM dalam negeri. Tentunya akan timbul pertanyaan, bagaimana kita bisa berdaulat dengan kondisi seperti ini?

Saat ini Telkom sedang membangun platform horizontal Indonesia berbasiskan komputasi awan (Cloud) sehingga kita mampu independen secara teknologi serta memanfaatkan Big Data untuk mendorong terbentuknya opportunity baru dengan memanfaatkan teknologi artificial intelligence, machine learning, dan deep learning.

Di atas itu, Telkom membangun vertical apps untuk produktifitas dan kolaborasi, melakukan unifikasi komunikasi dari berbagai sosial media untuk memungkinkan terjadinya peer-to-peer social commerce, dan tentunya mengembangkan super apps untuk mendukung UMKM.

"Dengan dukungan tersebut, kita berkeyakinan bahwa UMKM Indonesia dapat bersaing di pasar nasional bahkan global, walaupun lokasinya ada di desa," katanya.

Masih menurutnya, pandemi COVID-19 ini telah mempercepat digital literasi masyarakat.

Masyarakat telah terbiasa melakukan berbagai aktivitas ekonomi, sosial, pendidikan, dan lain lain di ruang digital. Kebutuhan masyarakat akan akses internet semakin meningkat.

"Yang menjadi tugas rumah kita bersama saat ini adalah penyediaan infrastruktur telekomunikasi sebagai tulang punggung digital nasional. Menkominfo sendiri masih terus mendorong agar pelaku industri telekomunikasi mempercepat perluasan coverage layanannya. Kerja sama ini adalah salah satu jawaban kami terhadap kegelisahan pemerintah yang melihat masih banyaknya desa yang tidak mendapatkan akses internet," kata Dian.

Dengan terbentuknya kolaborasi antara Telkom dengan APJII diharapkan terbentuk ekosistem digital yang sehat dan kuat.

"Inilah yang menjadi posisi tawar Indonesia dalam menarik berbagai konten untuk ditempatkan di Content Delivery Network (CDN) Indonesia. Masyarakat akan diuntungkan karena lebih cepat mengakses berbagai konten internet. Belanja bandwith kita ke luar negeri juga akan menurun drastis sehingga kita dapat menghemat devisa. Penghematan devisa tentu akan mengurangi current account deficit yang selama ini membebani pemerintah," ulasnya.

Ditegaskannya, Telkom selalu menggunakan pendekatan kebangsaan dalam melihat berbagai hal. "Kami yakin bahwa kawan-kawan di APJII juga berfikiran sama. Kita ini kan sama-sama anak bangsa yang berjuang untuk kedaulatan bangsa dan memberikan kemanfaatan kepada masyarakat dan negara," tutup Dian.

Sebelumnya, APJII mengharapkan digandeng pemerintah dalam menyediakan akses internet di 12.500 desa yang belum terkoneksi.

APJII adalah organisasi internet yang memayungi lebih dari 500 anggota penyelenggara internet yang masing-masing memiliki skala bisnis yang berbeda-beda, mulai dari perusahaan besar sampai dengan perusahaan kecil.

Halaman 3 dari 2
(asj/asj)