Teknologi 5G diproyeksikan dapat berkontribusi lebih dari Rp 3.549 triliun pada tahun 2035 atau sekitar 9,8% Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
Studi yang dilakukan Institut Teknologi Bandung (ITB) bekerjasama dengan Qualcomm International dan Axiata Group bertajuk "Unlocking 5G Benefits for the Digital Economy in Indonesia" memaparkan peran 5G dalam meningkatkan ekonomi Indonesia.
Berdasarkan studi yang dilakukan, memprediksi bahwa implementasi 5G secara agresif di Indonesia dapat menambah Rp 2.874 triliun bagi perekonomian negara secara kumulatif dari tahun 2021 hingga 2030 atau sekitar 9,5% PDB dan Rp 3.549 triliun pada tahun 2035 atau 9,8% PDB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Alasan Mengapa Indonesia Butuh 5G |
Selain itu, studi ini juga mengungkapkan, 5G pun bisa menciptakan 4,6 juta hingga 5,1 juta peluang kerja yang berhubungan dengan jaringan seluler generasi keenam tersebut. Di samping itu juga, meningkatkan produktivitas per kapita sebesar Rp 9 juta hingga Rp 11 juta dalam priode yang sama.
Sebagai catatan, kontribusi tersebut jika implementasi 5G tersebut tidak telat dilakukan di Indonesia. Saat ini Indonesia memang belum memastikan pengguna jaringan seluler terbaru. Jika 5G diimplementasikan tahun depan, peran 5G memungkinkan menumbuhkankembangkan perekonomian negara.
"Analisis penilaian dampak kami berdasarkan dua skenario: skenario 'dasar' berdasarkan asumsi bahwa spektrum 5G kunci dapat dirilis dari 2021 hingga 2023, dan skenario 'agresif' yang mengasumsikan bahwa seluruh spektrum 5G dapat tersedia pada akhir tahun 2021," jelas Ivan Samuels, PT LAPI ITB.
![]() |
"Kami estimasi bahwa implementasi 5G yang agresif dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 3,1% di luar proyeksi pemerintah, dengan potensi pertumbuhan lebih lanjut dari peningkatan produktivitas di sebagian besar industri dan layanan yang didorong teknologi 5G," ucapnya menambahkan.
Ivan mengatakan dari pengamatan pihaknya, baik industri maupun konsumen menyambut positif peluang 5G. Disampaikannya juga, sudah banyak perusahaan telah mulai mengaplikasikan use cases 5G dengan harapan teknologi canggih itu dapat membuka peluang bisnis yang lebih baik dan lebih luas.
"Hal ini menekankan pentingnya pemerintah untuk mendorong agenda 5G tahun ini," ucapnya.
Masih dalam studi ITB itu, mereka juga menawarkan delapan rekomendasi kebijakan utama untuk mempercepat penerapan 5G di Indonesia, termasuk memasukkan 5G sebagai Agenda Prioritas Nasional, meluncurkan Rencana Pita Lebar dan Konektivitas Nasional 2021-2025 yang komprehensif, dan merilis semua spektrum 5G penting ke operator seluler Indonesia.
Terkait perkembangan adopsi teknologi 5G, Denny Setiawan, Kepala 5G Task Force Indonesia mengatakan bahwa saat ini pemerintah Indonesia telah memasukkan spektrum 5G dalam dokumen rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2024
"Saat ini ada pembahasan beberapa hal secara legislasi Omnibus Law yang ke depannya dapat mendukung proses 5G di Indonesia, diantaranya bagaimana mengharmonisasi kebijakan infrastruktur pasif, bisnis model, dan menyiapkan spektrum di mana kita siapkan juga proses refarming, dan yang terakhir proses sharing spectrum," pungkasnya.
(agt/fay)