Akhir 2006 NTS Geber 3G
Kamis, 05 Jan 2006 14:45 WIB

Jakarta - Natrindo Telepon Selular (NTS) menggandeng PT Ericsson Indonesia, Huawei Technologies, dan Logica CMG demi mempersiapkan jaringan serta sistimoperasional 2G dan 3G yang rencananya akan digelar pada akhir 2006.Presiden Direktur NTS Kusnadi Sukarja mengatakan nilai kontrak keseluruhan untuk pengadaan jaringan dan implementasi sistimnya sekitar US$ 200 juta. "Nilai kontrak US$ 200 juta hanya untuk investasi tahap awal dan masih akan terus berkembang," kata Kusnadi saat penandatangan kontrak tersebut di Hotel Mulia Jakarta, Kamis (05/01/2006).Ketiga perjanjian kontrak itu mencakup seluruh komponen utama dalam perencanaan jaringan 2G dan 3G. Dalam kontraknya dengan NTS, Ericsson Indonesia akan membangun, mengoperasikan, dan mengelola jaringan 2G dan 3G NTS di wilayah Jabotabek. Sementara Huawei di area Pulau Jawa selain Jabotabek.Sementara Logica CMG akan membangun sistim pemrosesan data seperti billing, pengiriman pesan singkat (SMS), Intelligent Network, serta seluruh software integrasi pada Core Network yang dibangun kedua vendor jaringan itu.NTS, menurut Kusnadi, belum menentukan kota mana di Pulau Jawa yang akan dibangun terlebih dahulu dan saat ini masih dalam taraf pembahasan. Dia juga mengatakan pembangunan jaringan antara Ericsson dan Huawei akan berjalan paralel.Namun menurut NTS Project Director Huawei Technologies Li Feng, pada tahap awal, mereka akan mengelola jaringan di Jawa Timur, Jawa Barat, dan Bali. Ketiga propinsi itu diharap sudah siap digunakan paling lambat Januari 2007. Huawei akan mengelola mulai dari Radio Access untuk Based Transceiver System (BTS), hingga Core Network.Utamakan JangkauanSementara di area yang dikelola Ericsson, Kusnadi mengatakan jumlah BTS yang ideal untuk melayani cakupan Jabotabek sekitar 600 BTS. Kusnadi sendiri masih enggan menyebutkan jumlah BTS secara pasti. "Bagi operator baru, bukan BTS yang diutamakan, tapi footprint (jangkauan layanan-red) dan kualitas layanannya," jelasnya.Kusnadi juga enggan berbicara mengenai target pelanggan dan pendapatan. Tapi menurutnya, jika dilihat dari target industri, NTS sudah cukup senang apabila bisa meraih 10 persen dari pengguna seluler dalam tiga tahun setelah peluncuran layanan. Dia memperkirakan adanya pertumbuhan 40-50 juta pelanggan seluler baru dalam lima tahun mendatang.Dengan kerjasama ini, menurut Kusnadi, sebagai bukti nyata bahwa NTS mempunyai dana dan kemampuan untuk membangun dan menggelar teknologi seluler generasi ketiga (3G). Dia juga optimis pasar Indonesia akan menyambut positif kehadiran NTS karena merasa didukung oleh success story dari sang pemegang saham Maxis, yang telah menggelar 3G di Malaysia sejak Agustus 2005 lalu. Maxis merupakan operator asal Malaysia yang menguasai 51 persen saham NTS.NTS dikenal sebagai operator seluler GSM 1800 dengan layanan bernama Lippo Telecom pada 2001. Pada awalnya NTS hanya mendapatkan lisensi untuk beroperasi di Jawa Timur, Surabaya, dan kemudian enam wilayah lainnya. Di Surabaya dan Malang, NTS mempunyai sekitar 20.000 basis pelanggan.Pada Desember 2002, NTS mendapatkan persetujuan dari pemerintah untuk mengubah lisensi lokalnya menjadi lisensi nasional. Kemudian pada September 2004, NTS mendapatkan lisensi 3G dengan lebar pita 10 MHz di frekuensi 1900 MHz.
(wicak/)