Ericsson memprediksi pelanggan layanan wireless broadband 5G secara global bakal menyentuh angka 190 juta pada 2020 ini, dan bakal meroket dalam jangka lima tahun ke depan.
Prediksi ini diungkapkan Ericsson dalam laporan Ericsson Mobility Report 2020, di mana mereka memprediksi pelanggan layanan 5G bakal mencapai 2,8 miliar pada 2025 mendatang.
Sementara untuk di kawasan Asia Tenggara dan Oseania, pelanggan 5G pada 2025 diprediksi mencapai 270 juta, atau sekitar 21% dari semua pelanggan mobile broadband, di mana sisanya adalah pelanggan di jaringan 4G LTE.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam laporan tersebut juga dibeberkan dampak dari pandemi Corona terhadap peran jaringan dan infrastruktur digital untuk mendukung keberlangsungan kegiatan banyak masyarakat untuk tetap terhubung selama, baik untuk keperluan pekerjaan ataupun terhubung dengan anggota keluarga yang jaraknya jauh.
Baca juga: Amerika Tak Bisa Lolos dari 'Jerat' Huawei |
"Orang-orang di seluruh dunia harus mengubah kehidupan sehari-hari mereka akibat pandemi COVID-19. Perpindahan tempat kerja atau proses belajar ke rumah telah menunjukkan pertumbuhan data traffic dari bisnis ke perumahan bergeser dengan cepat," ujar Jerry Soper, Country Head of Ericsson Indonesia.
Pandemi ini, menurut Soper, juga berdampak pada pertumbuhan pelanggan 5G di beberapa negara, ada yang melambat namun ada juga yang meningkat. Namun yang jelas, menurut riset dari Ericsson Consumer Lab, 83% responden yang berasal dari 11 negara menyatakan bahwa teknologi informasi dan komunikasi membantu mereka dalam menjalani masa lockdown.
Potensi Bisnis 5G
Dengan adanya pandemi Corona saat ini juga terlihat pentingnya digitalisasi untuk bisnis di seluruh dunia. Konektivitas memungkinkan perusahaan terus terlibat dengan pelanggan serta melakukan transaksi bisnis secara online.
Selain itu, kombinasi 5G dan digitalisasi menciptakan peluang baru bagi penyedia layanan untuk memperluas bisnis mereka di luar konektivitas ke berbagai sektor, mulai dari perawatan kesehatan, otomotif hingga manufaktur.
"Ericsson bertekad menyediakan solusi teknologi terkemuka untuk memberdayakan pengguna. Jaringan 5G menawarkan kecepatan lebih tinggi, latensi sangat rendah, dan jangkauan luas tanpa batas, yang memungkinkan pengguna memiliki pengalaman cepat dan mulus, yang belum pernah mereka miliki sebelumnya," ujar Magnus Ewerbring, Chief Technology Officer Ericsson Asia Pacific dalam konferensi video dengan sejumlah media.
Pada tahap awal implementasi 5G, cara operator untuk mengatasi pertumbuhan data traffic yang sangat besar adalah dengan meningkatkan kapasitas jaringan, kecepatan, dan kualitas di wilayah metropolitan dengan peningkatan broadband seluler.
Seiring berjalannya waktu, inovasi 5G untuk bisnis yang baru dan menarik akan hadir bersama dengan use case IoT yang akan semakin membuka peluang bagi operator.
(asj/afr)