Pengamat: Pendiri Bukalapak Kurang Cocok Jadi Dirut Telkom
Hide Ads

Pengamat: Pendiri Bukalapak Kurang Cocok Jadi Dirut Telkom

Agus Tri Haryanto - detikInet
Kamis, 18 Jun 2020 18:01 WIB
Illustrasi telkom indonesia
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Menjelang digelarnya Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Telkom pada Jumat (19/6/2020), santer dikabarkan pendiri Bukalapak Muhammad Fajrin Rasyid jadi kandidat Direktur Utama menggantikan Ririek Adriansyah. Jika iya, apakah Fajrin sosok yang tepat?

Meski sejauh ini kabar tersebut masih rumor, isu ini menarik untuk diulas, mengingat Telkom adalah salah satu perusahaan BUMN yang memiliki kinerja positif.

Sebagai informasi, Telkom adalah perusahaan plat merah yang ranah bisnis utamanya terkait jaringan. Sementara itu, Bukalapak adalah perusahaan yang bergerak di atas jaringan alias pemain Over The Top (OTT) seperti halnya Google, Twitter, Tokopedia, maupun Gojek.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Perbedaan itu yang dikritisi Pengamat Telekomunikasi Nonot Harsono saat dihubungi detikINET, Kamis (18/6/2020).

"Core bisnis Telkom itu adalah jualan network (connetivity) dan jualan trafik data, sama sekali bukan bisnis aplikasi atau platform," ujarnya.

Menurut Nonot, Direktur Utama Telkom selanjutnya harus berasal dari sektor yang tak jauh berbeda dengan bisnis inti perusahaan.

"Sehingga diperlukan Dirut yang paham bagaimana strategy monetize trafik data & connectivity dan strategi optimasi investasi jaringan," kata mantan anggota BRTI ini.

"Jika dipaksa berbisnis aplikasi/platform atau dipimpin oleh orang yang pikiran dan expert di layer aplikasi, bisa kacau tuh. Bisnis inti akan ditinggal dan akan bakar duit di bisnis yang pasti tidak bisa diandalkan," jelasnya.

"Network ini adalah alat kendali teritori siber atau kedaulatan siber Indonesia. Kalau orang aplikasi atau platform bisa jadi kurang concern," pungkasnya.




(agt/fyk)