Layanan telekomunikasi menjadi salah satu kebutuhan penting untuk menjalin silahturahmi di tengah pandemi COVID-19. Karenanya Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) berupaya untuk menjaga kualitasnya saat lebaran ini.
"Jaringan telekomunikasi jadi tulang punggung saat ini, oleh karena itu koordinasi pemeliharaan jaringan dengan para operator telekomunikasi terus dilakukan hingga Sabu malam. Kami mendapatkan laporan ada 178 mobile BTS dikerahkan ke pemukiman yang dianggap overload, ini menambah jumlah BTS dari 479.125 BTS," ungkap Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika (PPI) Ahmad M. Ramli saat acara Lebaran Virtual Kominfo.
Ramli pun mengungkap Kominfo turut melakukan koordinasi dengan operator telekomunikasi, pos dan logistik untuk menyiapkan new normal. Lantaran ada tiga pilar penting yang harus disiapkan untuk memasuki era normal baru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Petama jaringan telekomunikasi yang baik. Kedua jaringan pos dan logistik yang baik serta dipercaya, serta ketersediaan market place. Ketiga produsen UMKM yang menghadirkan komoditas.
"Dua ada di bawah kami, yakni jaringan telekomunikasi dan logistik. Untuk itu, saat ini kami tengah menyiapkan protokol untuk dua bidang ini agar masyarakat merasa nyaman dan aman menerima kedatangan petugas kurir dan GoFood. Bahwa mereka aman dari infeksi, sehingga kita yakin betul tengah berada di zona yang baik," papar Ramli.
Dalam kesempatan tersebut Ramli sempat menyinggung soal insentif untuk Industri. Kendati secara pendapatan dan trafik meningkat, namun masyarakat yang membeli kesulitan pembayaran.
"Karena itu industri kami usulkan diberikan kemudahan penundaan PNBB. Alhamdulillah Menkominfo sudah membuat peraturan menterinya," ujar Ramli.
Kominfo pun mengintensifkan aplikasi PeduliLindungi. Mereka berupaya mengamankan data di aplikasi pemantau COVID-19 itu dengan berkoordinasi dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). Pihak BSSN kini sudah menerapkan satu dari seperti diarahkan presiden.
"Jadi apapun fitur baru yang ada di aplikasi harus ditinjau terlebih dulu oleh BSSN. Sehingga yakin aman dan tidak membocorkan data pribadi," pungkas Ramli.
(afr/asj)