Pengadaan 5G di Indonesia saat ini masih terkendala ketersediaan spektrum. Tapi sebagai bentuk persiapan menunggu tersedianya spektrum, pemerintah mendesak operator untuk segera melakukan fiberisasi agar backhaul jaringan sudah terhubung dengan fiber.
Wakil Presiden Direktur 3 Indonesia Danny Buldansyah pun menanggapi desakan ini. Menurutnya, 5G di Indonesia pasti akan dimulai di kota besar, seperti Jakarta, di mana backhaul sudah terbilang rapat.
"Nanti baru begitu merambah kota nomor dua, kota nomor tiga itu baru backhaul-nya akan sedikit problematik. Tapi begitu demand-nya ada pasti akan dibangun," kata Danny saat ditemui di Jakarta, Kamis (6/2/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Danny, ada satu masalah besar bagi operator yang ingin melakukan fiberisasi. Pria yang juga menjabat sebagai Chairman of the Supervisory Board Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) ini mengatakan masalah yang dihadapi bukan investasi atau operasional, tapi perizinan.
Perizinan yang dimaksud Danny adalah dengan pemerintah daerah masing-masing. Karena proyek ini membutuhkan penggalian jalan dan pemasangan kabel di tiang, ia pun meminta adanya sinergi antara industri dengan pemda.
Danny menambahkan saat ini pemerintah daerah membebankan biaya tambahan yang berbeda mengenai penarikan fiber optic, misalnya ada yang mengharuskan penyewaan kabel dari BUMD setempat atau menerapkan retribusi. Ia pun ingin ada keseragaman agar kabel yang sudah dipasang tetap aman.
"Kita inginnya ada keseragaman yang menjamin kabel itu safe, nggak dipotong sama orang atau kena galian jalan. Kedua harganya harus reasonable. Kalau harganya reasonable sudah pasti nanti tarif buat ke pelanggan pasti bisa ditekan," pungkasnya.
(fyk/fay)