PR Menkominfo Selanjutnya: Bangun Infrastruktur Lagi
Hide Ads

PR Menkominfo Selanjutnya: Bangun Infrastruktur Lagi

Agus Tri Haryanto - detikInet
Jumat, 18 Okt 2019 11:20 WIB
Menkominfo Rudiantara (Foto: Agus Tri Haryanto/detikINET)
Jakarta - Rudiantara memaparkan pekerjaan rumah Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) selanjutnya. Dia masih harus fokus terhadap pembangunan infrastruktur telekomunikasi.

Proyek internet cepat bernama Palapa Ring belum lama ini baru saja diresmikan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). Proyek yang belakangan ini disebut 'Tol Langit' itu dikejar pembangunannya semasa Rudiantara menjabat Menkominfo.

Kendati begitu, Palapa Ring hanya backbone alias tulang punggungnya. Kabel serat optik tersebut harus ditarik untuk mencapai kota/kabupaten yang akan dialiri oleh internet cepat ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"PR-nya tetap infrastruktur, saya selalu katakan. Kita sudah punya Palapa Ring, satelit kita akan (diluncurkan) ada akhir 2020, tapi masih kurang," ujarnya di Jakarta, Kamis (17/10/2019) malam.

Dilanjutkannya, dari sisi belanja dari sektor TIK, maka Indonesia masih kalah dari negara tetangga.

"(Belanja TIK ideal-red) paling nggak dekat sama Thailand. Saya sudah bilang, dalam 10 tahun ke depan paling tidak punya kita punya tambahannya di luar dana USO itu Rp 100 triliun, ini kecil," ungkap Rudiantara.
Dengan kuatnya sokongan dana untuk belanja TIK, maka dapat dimanfaatkan guna membangun infrastruktur telekomunikasi. Mengingat masih ada ketimpangan ketersediaan infrastruktur telekomunikasi antara di Pulau Jawa dan daerah lainnya.

Sebelumnya juga, saat melakukan peresmian Palapa Ring, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa pemerintah akan membangun 4.000 Base Transceiver Station (BTS) tambahan lagi pada tahun 2020, di mana mayoritas dibangun di Indonesia bagian timur.

"Tetap fokus membangun infrastruktur, jaga kondusifitas pembangunan pengembangan ekonomi digital, jangan bikin regulasi yang bikin susah masyarakat yang susahnya minta izin. Kemarin tahun 2018, Kominfo itu hanya mengeluarkan 18 Permen, tapi membunuh 70 Permen yang bikin susah dan nggak relevan dengan dinamika yang ada," tuturnya.


(agt/fay)