Operator Jawab Kerentanan SIM Card yang Terancam Hacker
Hide Ads

Operator Jawab Kerentanan SIM Card yang Terancam Hacker

Agus Tri Haryanto - detikInet
Selasa, 17 Sep 2019 17:05 WIB
Operator Jawab Kerentanan SIM Card yang Terancam Hacker
Ilustrasi. Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta - AdaptiveMobile Security mengeluarkan laporan yang cukup mencengangkan, di mana ada lebih dari satu miliar SIM Card di dunia berpotensi dieksploitasi untuk mengobrak-abrik data sensitif di ponsel pengguna. Terkait hal itu, operator seluler Indonesia memberikan pernyataannya.

Terkait isu ini, Group Head Corporate Communication XL Axiara Tri Wahyuningsih mengatakan, pihaknya sangat peduli dengan cyber security dan selalu memprioritaskan proteksi atas data-data milik pelanggan.

"Kami akan lebih memastikan bahwa hal mengenai celah keamanan masuk dalam ruang lingkup pengujian keamanan yang dilakukan dalam setiap proses pengadaan SIM card. Bagian ini wajib dilakukan oleh para supplier SIM card XL Axiata," tuturnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Adapun laporan AdaptiveMobile Security, yang mengatakan ada lebih dari 1 miliar SIM card di seluruh dunia yang berpotensi dimata-matai hacker, menjadi peringatan bagi XL untuk lebih memastikan lagi keamanan di setiap sisi sistem termasuk di SIM card.

Sedangkan Indosat Ooredoo tengah melakukan upaya pencegahan terkait kabar ada laporan kerentanan keamanan di SIM Card.

(ke halaman selanjutnya)

Operator Jawab Kerentanan SIM Card yang Terancam Hacker

Ilustrasi. Foto: Rifkianto Nugroho
"Kami sudah aware bahwa simjacker berpotensi menyerang pelanggan yg menggunakan SIM Card dengan s@t browser. Pencegahan ancaman sedang dalam proses. Akan kami update bila proses telah selesai," ungkap Turina Farouk, SVP-Head of Corporate Communications.

Adapun Telkomsel belum memberi tanggapannya mengenai isu pembajakan ponsel melalui SIM Card ini.

Sedangkan Presiden Direktur Smartfren Merza Fachys mengatakan akan mengerahkan tim teknisinya untuk menelusuri kebenaran celah keamanan SIM card tersebut.

Disampaikannya juga, nanti bakal ada pertemuan semua operator seluler, Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI), dan para ahli terkait untuk mengungkap isu ini.

"Baru menyelidik sama tim-tim teknis, saya belum liat laporan, makanya dari tim teknis ketemu nanti duduk bersama BRTI dan tim ahli kita cari masalahnya. Dua tahun lalu belum menemukan kasus yang seheboh ini," tuturnya.

Halaman 2 dari 2
(fyk/fay)