Mati Listrik, Operator Diprediksi Rugi Ratusan Miliar
Hide Ads

Mati Listrik, Operator Diprediksi Rugi Ratusan Miliar

Hendra Kusuma - detikInet
Senin, 05 Agu 2019 20:34 WIB
Foto: Pamulang masih mati listrik (Rani)
Jakarta - Layanan telekomunikasi merupakan salah satu yang terkena imbasnya akibat mati listrik secara massal pada Minggu kemarin (5/8). Kerugian para operator pun ditaksir mencapai ratusan miliar rupiah selama kejadian berlangsung.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengatakan layanan telekomunikasi pasti ada yang mati akibat pemadaman listrik kemarin, di mana yang terkena itu adalah Base Transceiver Station (BTS) yang memancarkan sinyal ke ponsel pengguna.



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang di ujung-ujung mati karena hanya dilengkapi UPS, kalau listrik mati daya tahannya hanya 3 jam. Itu ada 25% kira-kira (peak). Dampaknya lebih besar," kata Rudiantara di Jakarta, Senin (5/8/2019).

Berbicara mengenai kerugian operator, Rudiantara tidak bisa memberikan angka pastinya. Dikatakannya, kalau ada juga hanya sebatas asumsi.

"Tidak bisa hitung persisnya. Jadi, satu tahun Jabodetabek pendapatannya sekitar Rp 60-70 triliun. Itu saja. Saya tidak hitung. Sehari berarti Rp 200 miliar, katakanlah 12 jam ada mati. Di atas Rp 100 miliar sih ada," tuturnya.

Besarnya angka tersebut karena dampaknya masif. Bukan hanya aplikasi saja yang mati, tetapi layanan selulernya juga demikian, sehingga kata Rudiantara banyak industri yang juga menderita.



"Kalau pergantian tidak ada masalah 24 jam. Kami antisipasi, cuma BTS yang pakai UPS hanya 3-4 jam. Setelah itu habis," ucap dia.

Pria yang sering disapa Chief RA ini mengatakan BTS-BTS yang sebelumnya mengalami masalah karena kurangnya pasokan listrik, kini mulai berangsur normal fungsinya seperti sediakala.

"Yang masih bermasalah Jabodetabek sekitar 5 ribu BTS. Di luar itu 700-an BTS. Hanya 6 ribu BTS," pungkasnya.


(agt/fyk)