Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengatakan layanan telekomunikasi pasti ada yang mati akibat pemadaman listrik kemarin, di mana yang terkena itu adalah Base Transceiver Station (BTS) yang memancarkan sinyal ke ponsel pengguna.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berbicara mengenai kerugian operator, Rudiantara tidak bisa memberikan angka pastinya. Dikatakannya, kalau ada juga hanya sebatas asumsi.
"Tidak bisa hitung persisnya. Jadi, satu tahun Jabodetabek pendapatannya sekitar Rp 60-70 triliun. Itu saja. Saya tidak hitung. Sehari berarti Rp 200 miliar, katakanlah 12 jam ada mati. Di atas Rp 100 miliar sih ada," tuturnya.
Besarnya angka tersebut karena dampaknya masif. Bukan hanya aplikasi saja yang mati, tetapi layanan selulernya juga demikian, sehingga kata Rudiantara banyak industri yang juga menderita.
Baca juga: Hoax! Mati Listrik Bukan Karena Sabotase |
"Kalau pergantian tidak ada masalah 24 jam. Kami antisipasi, cuma BTS yang pakai UPS hanya 3-4 jam. Setelah itu habis," ucap dia.
Pria yang sering disapa Chief RA ini mengatakan BTS-BTS yang sebelumnya mengalami masalah karena kurangnya pasokan listrik, kini mulai berangsur normal fungsinya seperti sediakala.
"Yang masih bermasalah Jabodetabek sekitar 5 ribu BTS. Di luar itu 700-an BTS. Hanya 6 ribu BTS," pungkasnya.
(agt/fyk)