Menurut laporan APJII, dari total populasi penduduk yang mencapai 264,14 juta orang, ternyata ada 171,17 juta di antaranya yang terhubung jaringan internet sepanjang 2018. Dibandingkan tahun sebelumnya, ada pertumbuhan 27,9 juta pengguna internet di 2018.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Selain itu, penetrasi dari segi tingkat pendidikan yang paling tinggi juga berasal dari mereka yang lulus S3. Sementara itu sisanya yang terbilang tinggi penetrasinya, mulai dari kalangan "sedang kuliah", "sedang sekolah SMA", "tamat S1", "tamat diploma", "tamat S2"," hingga "tamat SMA".
Adapun APJII juga memaparkan penetrasi pengguna internet RI berdasarkan pekerjaannya. Wirausaha Besar, Guru, dan Pedagang Online Shop jadi yang teratas.
![]() |
"Tentu saja pedagang online shop paling besar, kalau bukan, ya bukan pedagang online," ungkap pria berkacamata ini.
Sedangkan yang paling rendah berasal dari yang bekerja sebagai ibu rumah tanggah, pensiunan ASN, petani lahan sendiri, buruh tani, dan petani penggarap.
![]() |
Berbagai alasan orang mau berselancar di dunia maya. Terkait hal itu, APJII menemukan masyarakat Indonesia akan menggunakan internet yang paling untuk kebutuhan komunikasi lewat pesan.
Sosial media yang biasanya jadi daya tarik, justru ada di posisi kedua. Kemudian diikuti alasan mencari informasi terkait pekerjaan, mencari data terkait sekolah/kuliah, mengisi waktu luang, bermain game online, membaca berita di media online, sampai nonton film dan video.
Dari 5.900 responden yang ditanyakan pada survei APJII ini juga mengungkapkan pengguna internet Tanah Air mengakses internet melalui operator seluler, dengan Telkomsel 43%, Indosat Ooredoo 18,1%, XL Axiata 18%, Hutchison Tri Indonesia 11,6%, Smartfren 2,6%, tidak tahu 0,5%, dan 6,2% tidak jawab.
(agt/vim)