Chief RA, Frekuensi Bekas Bolt Mau buat Apa?
Hide Ads

Chief RA, Frekuensi Bekas Bolt Mau buat Apa?

Rachmatunnisa - detikInet
Jumat, 04 Jan 2019 19:13 WIB
Foto: Bolt
Jakarta - Blok kosong pada pita frekuensi 2,3 GHz peninggalan PT Internux (Bolt) dan PT First Media Tbk (KBLV) saat ini tak bertuan. Lantas, akan digunakan untuk apa frekuensi ini?

Menjawab pertanyaan tersebut, Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Rudiantara mengatakan akan membiarkan dulu frekuensi tersebut.

"Frekuensi bekas Bolt, First Media, maupun Internux kita belum rencanakan untuk apa-apa," kata Rudiantara saat berbincang di sela kunjungan kerjanya ke Morotai, Maluku Utara, pekan ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT




Menurut sosok yang juga akrab disapa Chief RA itu, pihaknya tidak akan menggelar tender untuk membuat frekuensi 2,3 GHz digunakan oleh bisnis serupa Bolt lainnya.

Menurutnya, model bisnis seperti itu sudah jadul dan tidak akan berjalan. Rudiantara pun menawarkan konsolidasi para penyedia layanan broadband wireless access (BWA) sebagai solusinya.

"Dari dulu saya sudah bilang para BWA itu suruh gabung, nanti saya ganti lisensinya jadi lisensi nasional," ujarnya.




Namun saran Menkominfo tersebut sejauh ini belum digubris para penyedia layanan BWA. "Saya sudah tantangin dari 2 tahun lalu. Kalau gabung nanti lisensinya saya ubah jadi seluler. Kemudian rapat rapat rapat, terus nggak jadi. Saya tidak tahu kenapa," urainya.

Untuk diketahui, saat ini tersisa tiga dari enam operator BWA yang menempati pita frekuensi 2,3 GHz, yakni PT Berca Hardayaperkasa, PT. Indosat Mega Media, dan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.




Sementara tiga lainnya, PT. First Media, Tbk (Bolt), PT. Internux, dan PT. Jasnita Telekomindo sudah tak lagi berada di sana sejak Kominfo resmi menyatakan penghentian penggunaan pita frekuensi tersebut untuk ketiganya. Izin frekuensi mereka dicabut karena menunggak biaya hak penggunaan (BHP) frekuensi untuk tahun 2016 dan 2017.

"Jadi sekarang tinggal nunggu nyerahnya operator, dibalikin izinnya. Saya mau menolong, daripada rugi terus balikin saja supaya berhenti ruginya. Nggak mau, ya sudah. Makanya saya cuma tunggu mereka (operator BWA) menyerah saja," tutupnya.


(rns/krs)