Hal itu yang menjadi fokus Smartfren saat ini di tengah isu-isu yang belakangan menghampiri mereka, salah satunya terkait konsolidasi dengan operator seluler Indosat Ooredoo dan Hutchison 3 Indonesia (Tri).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Maka dari itu, lanjut Roberto, pihaknya tidak terlalu memikirkan isu konsolidasi dengan operator tetangga, kendati pemerintah sedari awal menghimbau agara para penyedia layanan telekomunikasi di Indonesia saling berkonsolidasi yang sebelumnya tujuh operator jadi 3-4 operator.
Dari anggaran USD 200 juta tersebut, Smartfren mengalokasikan sebagian besar porsinya untuk pembangunan jaringan, terutama di wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, sampai Bali-Lombok.
![]() |
"Kita fokus ke jaringan, akusisi pelanggan, guna memberikan layanan data yang lebih baik," sebutnya.
Pada kesempatan yang sama, VP Technology Relations and Special Project Smartfren Munir Syahda Prabowo mengatakan bahwa perusahaannya menyelimuti empat pulau besar Tanah Air, yakni Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi.
"Dari 2017-2018 kita akan lakukan pemasangan BTS eNode B atau site sebesar 87%. Rencana kita dari 2018-2020 sampai 80% lagi. Jadi, totalnya 150% atau kenaikannya 2,5 kali lipat," ucap Munir.
Untuk target secara nasional, perusahaan di bawah naungan Sinar Mas ini dapat menjangkau 70% populasi penduduk di keempat pulau besar tadi sampai akhir tahun 2018.
"Khusus di Jawa, kita harap dapat coverage terhadap populasi 90%," pungkasnya.
Semua ini dilakukan oleh Smartfren tak lain demi menyasar segmen milenial, di mana dalam kesehariannya tidak terlepas dari dunia digital.
"Dengan adanya milenial, kita harus milenial, maka kita harus memenuhi kebutuhan mereka sampai memiliki jaringan komunikasi data seluler yang luas, cepat dan stabil. Smartfren memikirkan handset, gagdet, dan termasuk MiFi yang memiliki kapabilitas terkini dengan harga terjangkau," tutur Munir.
Tonton juga 'Seru Seruan di Acara d'Youthizen bersama Smartfren':
(rns/rns)