Sebagai guru di sekolah dasar, wanita berusia 29 tahun ini ingin ingin memanfaatkan internet untuk memperkaya bahan pengajaran untuk anak-anak didiknya.
"Selama ini hanya mengandalkan bahan dari buku paket pelajaran. Kalau ada internet bisa cari gambar misalnya, atau bahan lainnya, anak-anak bisa belajar banyak," kata Marce.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Jaringan 4G Sudah Sampai ke Pelosok Rote |
"Di sekolah tempat saya mengajar pun tidak punya komputer. Anak-anak belum diajari komputer. Kalau saya perlu ke warnet, harus pergi ke Kabupaten. Jaraknya bisa 30-an km dari rumah saya pakai motor, sekitar 1 jam lebih," tutur Marce.
![]() |
Namun menurut wanita yang pernah mengikuti program pemerintah Guru Garis Depan ini, dengan masuknya jaringan internet ke daerahnya, setidaknya bisa membantunya mencari referensi di internet langsung dari ponselnya.
"Paling tidak bisa lihat dulu di hp, ada yang bisa dicatat saja. Kalau perlu pakai komputer baru ke warnet. Jadi sudah tahu apa yang mau dicari. Karena kalau lama-lama di warnet juga mahal biayanya. Belum lagi kalau butuh print dan fotocopy. Jadi bisa berhemat," terangnya.
Akses Internet Hingga Pelosok
Sesuai dengan arah pemerintah untuk membangun Indonesia dari daerah terdepan, Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informatika (BAKTI) berupaya memperluas ketersediaan internet di pelosok sehingga masyarakat daerah bisa menikmati layanan seluler dan internet sama seperti di kota.
Salah satu wujud nyata upaya tersebut adalah dengan membangun BTS 4G bertenaga surya di Desa Oebela yang baru diresmikan.
"NTT, Kabupaten Rote, ini wilayah paling selatan Indonesia, salah satu yang mendapat perhatian pemerintah dalam penyediaan akses telekomunikasi dan internet. Akses komunikasi ini sangat strategis karena menghubungkan masyarakat di daerah 3T dan daerah lainnya," sebut Direktur Infrastruktur BAKTI Dhia Anugrah Febriansa, ditemui di sela acara peresmian BTS di desa Oebela, Rote, NTT.
![]() |
Menkominfo Sebut 5G untuk Industri, Bukan Individu, tonton videonya di sini:
Disebutkan Odie, begitu dia akrab disapa, selain pembangunan BTS, BAKTI juga memberikan penyediaan layanan akses internet di tujuh desa di Kabupaten Ro yakni Desa Tunganamo, Oetutulu, Modosinal, Meneana, Tuabolok, Desa Nda/Nuse, dan Holoama.
Mayoritas penyediaan layanan akses internet, diberikan ke sekolah-sekolah, pelayanan kesehatan atau puskesmas dan pelabuhan.
"Adanya akses internet di lingkungan publik, diharapkan dapat membantu kegiatan belajar mengajar di sekolah, serta penanganan kesehatan masyarakat dapat lebih cepat tertangani," harapnya.
Baca juga: Menjajal Kehebatan Teknologi 5G di GBK |
Di NTT, secara keseluruhan, BAKTI memiliki 62 BTS dengan status on air, ada 35 BTS yang sedang dalam tahap pembangunan, 2 BTS sedang progres instalasi VSat dan 2 lainnya sedang proses integrasi dengan BTS.
Sedangkan untuk di Kabupaten Rote sendiri ada lima sites BTS BAKTI yang tersebar di lima desa meliputi Desa Helebeik, Suebela, Mukekuku, Lenupetu dan Oebela.
(rns/fyk)