Indosat Rembuk Alternatif StarOne Dalam Sebulan
Hide Ads

Indosat Rembuk Alternatif StarOne Dalam Sebulan

- detikInet
Kamis, 28 Jul 2005 14:32 WIB
Jakarta - Akan digusurnya StarOne dari pita frekuensi 1900 demi kepentingan 3G, bisa mengakibatkan lumpuhnya layanan CDMA Indosat tersebut di area Jabotabek. Dalam waktu sebulan, direksi Indosat berharap segera mendapatkan alternatif jalan keluarnya.Direktur Utama PT Indosat Tbk, Hasnul Suhaemi mengaku, pihak direksi masih berembuk soal jalan keluar tentang penggusuran frekuensi StarOne. Beberapa alternatif pilihan saat ini sedang jadi pembahasan dalam waktu sebulan."Masih dikaji bersama direksi yang lain," kata Hasnul ketika dihubungi detikinet, Kamis (28/7/2005). "Belum ada kepastian untuk kerjasama dengan operator" tambah Hasnul.Menurutnya, akan ada beberapa kemungkinan yang akan dirembukkan oleh pihak direksi. Dari beberapa alternatif, lanjutnya, diperkirakan dua yang akan menjadi pilihan yaitu StarOne akan jalan terus tanpa Jabotabek atau akan bekerjasama dengan operator CDMA lain seperti Esia dan Mobile-8, untuk melayani Jabotabek. Kerjasana dengan Esia dan Mobile-8 dilakukan dalam bentuk memberikan roaming timbal-balik atau semacam kerjasama jaringan. "Entah itu bagi hasil atau jual silang," kata Hasnul menanggapi rencana kerjasama. "Tapi itu belum pasti dan masih dikaji," tambahnya menegaskan.Hasnul juga mengatakan akan memperhitungkan kerugian yang diderita apabila StarOne terpaksa harus tetap jalan tanpa Jabotabek. Jumlah kerugian yang akan diderita juga akan dibahas dalam rapat direksi. Sementara StarOne saat ini memiliki 70 ribu pelanggan, dan sekitar setengahnya tersebar di Jabotabek.Sebelumnya, pemerintah berencana akan membersihkan pita frekuensi 1900 yang akan dialokasikan untuk layanan telekomunikasi generasi ketiga (3G), yaitu pada range frekuensi 1920-1980 MHz karena dianggap paling efisien. Padahal saat ini frekuensi ini sudah dipakai, diantaranya oleh Flexi dan StarOne. Alhasil, semua layanan yang beroperasi di frekuensi tersebut akan 'diusir'. Indosat dan Telkom menyatakan kesiapannya kalau memang harus dipindahkan dari frekuensi yang dipakainya saat ini. Pemerintah memberi waktu lima tahun bagi para operator untuk migrasi dari frekuensi yang akan dikosongkan. "Kita nggak mau buru-buru, kita masih punya waktu 5 tahun," ujar Hasnul tentang waktu yang tersedia untuk pengalokasian 3G.Indosat merupakan pemilik merek StarOne, produk telekomunikasi berbasis teknologi CDMA. Baru-baru ini pemerintah memutuskan untuk merelokasi StarOne dan Flexi milik PT Telkom, dari frekuensi 3G. Ini dilakukan dalam rangka membersihkan pita frekuensi 1900 yang akan dialokasikan khusus untuk 3G. (rouzni/)

Berita Terkait