Dalam laporan OpenSignal, mengungkapkan 12 kota di Asia Timur yang masuk ke dalam pusat ekonomi terbesar di masing-masing negaranya, yaitu di antaranya Seoul, Singapura, Taipei, Yangon, Tokyo, Ho Chi Minh City, Hong Kong, Kuala Lumpur, Manila, Bangkok, Phnom Penh, dan Jakarta.
Untuk urusan kecepatan 4G, maka Seoul menjadi juaranya dengan menyentuh hampir 50 Mbps. Kemudian di belakangnya ada Singapura yang kecepatannya hampir setara dengan ibu kota Korea Selatan itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menjadi kejutan bahwa tersemat Yangon (Myanmar) dan Ho Chi Minh City (Vietnam) yang sejajar dengan Taipei dan Tokyo sebagai kota yang lebih dulu mengadopsi layanan 4G. Terkait hal ini, OpenSignal mempunyai analisanya.
"Vietnam dan Myanmar baru saja mengkomersilkan layanan 4G mereka dalam dua tahun terakhir, di mana itu cukup menjelaskan mengapa mereka menyediakan koneksi internet cepat," ujar OpenSignal.
"Ketika negara-negara yang pertama meningkatkan jaringannya ke LTE, awalnya memiliki beberapa pelanggan dan kapasitas jumlah besar. Namun, karena konsumen mengadopsi 4G dan paket layanan 4G, mereka mulai mengisi jaringan tersebut, menyebabkan kecepatan menurun secara bertahap," tutur perusahaan swasta yang berfokus pada pemetaan nirkabel.
Dan, posisi Jakarta berada paling bontot di antara 11 negara lainnya soal unduhan 4G ini, tepatnya di bawah 10 Mbps. Kendati begitu, bila dialihkan terkait upload 4G, Jakarta cukup besar mencapai 4,9 Mbps yang sejajar dengan Manila dan Phnom Penh.
Seoul dan Singapura masih tetap berada di urutan teratas soal upload 4G. Bedanya terkait hal ini, Singapura unggul tipis dari Seoul.
Laporan OpenSignal ini berdasarkan laporan jaringan seluler pada tahun lalu. Tetapi, pada laporannya kali ini, OpenSignal menganalisis lebih dalam lagi perbandingan kecepatan download dan upload 4G di kota-kota besar Asia. (agt/fyk)