Pelanggan Bolt Ternyata Harus Registrasi Juga

Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) serta Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Indonesia (ATSI) tengah membahas rumusan aturan registrasi untuk pelanggan Internux atau Bolt.

Kewajiban registrasi SIM card sudah digelar sejak 31 Oktober lalu, namun pelanggan Bolt masih jadi pengecualian. Dengan demikian, kewajiban registrasi ini diemban oleh pelanggan Telkomsel, Indosat Ooredoo, XL, Tri, Smartfren, hingga Sampoerna Telekomunikasi Indonesia.

"Kalau kita kembalikan kepada Peraturan Menteri Kominfo tentang registrasi prabayar untuk pelanggan telekomunikasi, dari segi itu Bolt termasuk. Cuma kemarin ada hal teknis, bahwa Bolt menggunakan nomor internal sendiri kepada pelanggan, jadi bukan nomor yang diberikan pemerintah seperti operator lain," tutur Ketua Umum ATSI Merza Fachys di Kantor ATSI, Gedung Permata Kuningan, Jakarta.

Baca juga: ATSI: Daftarkan 10 Nomor Itu Sudah Registrasi Massal

"Tapi, secara prinsip pelanggan Bolt adalah pelanggan telekomunikasi yang seharusnya terkena kewajiban registrasi," ucapnya menambahkan.

Persoalan tersebut kemudian dibahas oleh ATSI, BRTI, dan Kominfo. Disepakati bahwa nanti ada aturan khusus bagi Bolt agar para pelanggannya melakukan registrasi seperti operator lainnya yang sudah berjalan sampai saat ini.

"Aturan registrasi untuk pelanggan Bolt akan segera diterbitkan," ungkap Direktur Eksekutif ATSI Sutrisman dalam kesempatan yang sama.

Tata cara pendaftaran nomornya akan sama, yakni divalidasi dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan nomor Kartu Keluarga (KK). Meski demikian, Sutrisman menjelaskan batas waktu pelanggan Bolt tidak akan disamakan dengan yang sudah dijalankan saat ini.

Baca juga: 1 NIK Dipakai 2,2 Juta Nomor, ATSI: Tegaskan Larangan

"Tahapan pemblokiran akan sama. Pembahasan (batas waktu) belum sampai sejauh itu, tapi yang jelas berbeda sendiri," kata Sutrisman.

Belum diketahui, kapan pemerintah akan menerbitkan aturan kewajiban registrasi bagi pelanggan Bolt tersebut. (rns/rou)