Ini yang Menghambat 5G dan IoT di Indonesia
Hide Ads

Ini yang Menghambat 5G dan IoT di Indonesia

Adi Fida Rahman - detikInet
Kamis, 09 Nov 2017 18:08 WIB
Iustrasi. Foto: istimewa
Jakarta - Kendati tengah berupaya menghubungkan setiap kabupaten di Indonesia dengan layanan broadband, pemerintah diharapkan mulai pula fokus pada teknologi 5G seperti dilakukan banyak negara belakangan ini.

Hal tersebut diungkap Susie Armstrong, Senior Vice President, Government Affairs Qualcomm. Dia mengatakan Indonesia harus mulai mengembangkan teknologi jaringan generasi lima itu. Karena hal ini akan mendukung Internet of Things (IoT).

"IoT membutuhkan 5G. Untuk menjalankan 5G, tidak dibutuhkan alat canggih," kata Susie usai menyampaikan keynote di Seminar Mendorong Inovasi Untuk Meningkatkan Daya Saing Indonesia yang digelar Qualcomm, Jakarta, Kamis (9/11/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kendati begitu, Susie melihat ada permasalahan yang mungkin akan mengganjal pengembangan 5G dan IoT di Tanah Air. Permasalahan tersebut yakni kurangnya ketersedian engineer.

Tapi masalah tersebut tidak hanya dihadapi Indonesia sendiri. Seluruh negara di dunia, bahkan Amerika Serikat sekalipun, mengalami hal yang sama.

Menurut Susie, ini lantaran banyak mahasiswa yang lebih melirik jurusan lain seperti bisnis ketimbang engineer. Mereka menilai dunia engineer itu membosankan ketimbang bidang lain.

"Banyak yang mengindentifikasikan engineer itu dipenuhi orang nerd, berkacamata dan mengancingkan baju hingga ke atas," katanya.

Kondisi ini juga diperparah dengan tidak adanya role model engineer yang tampil di televisi. Sehingga banyak anak-anak lebih tertarik dengan profesi yang mereka lihat langsung, seperti pebisnis, dokter, pemadam kebakaran dan lain-lain.

Menyadari itu, Qualcomm pun bergerak agar makin banyak anak muda di dunia melirik profesi engineer. Upayanya yang dilakukan seperti kerjasama dengan universitas dan menjalankan program Thinkbit Labs.

"Lewat Thunkbit Labs kami mengenalkan ke anak-anak pada teknologi terutama soal 5G dan IoT secara gratis. Diharapkan mereka tertarik menjadi seorang engineer," pungkas Susie. (fyk/rou)