Justru sebagai tapal batas RI dengan negara tetangga PNG, Sota itu jadi wilayah terdepan yang musti terus dijaga kedaulatannya oleh siapapun yang merasa terpanggil dan punya jiwa merah putih.
Seperti diakui oleh warga Sota, selain dijaga keamanannya oleh TNI dan Polri, ada juga peranan operator seluler sebagai penjaga infrastruktur telekomunikasi. Sayangnya, selain Telkomsel, belum ada operator lain yang berani menemani mereka di wilayah perbatasan itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Daud Dimar, Ketua Adat Sota Foto: Achmad Rouzni Noor II/detikINET |
Dipaparkan oleh Daud, adanya jaringan seluler telah mempermudah komunikasi warga setempat. Ketimbang mereka harus menempuh jarak yang cukup jauh untuk sekadar menyampaikan kabar, mereka lebih memilih untuk telepon saja.
"Kalau jualan barang mau dibawa ke sini, bisa hubungi dulu, kita tinggal pakai telepon saja. Nanti barangnya tinggal di-drop. Selama masih ada pulsa, mau telepon ke keluarga yang ada di PNG juga bisa," ujarnya sore itu.
Kapolsek Sota Iptu Makruf Suroto Foto: Achmad Rouzni Noor II/detikINET |
Saat bertemu Kapolsek Sota Iptu Makruf Suroto, juga mengatakan hal yang sama. "Di sini cuma ada sinyal Telkomsel saja," ucapnya sembari menjelaskan spot-spot menarik yang kerap dijadikan objek foto oleh para pengunjung perbatasan.
Ia pun bersyukur, setidaknya masih ada operator seluler yang mau membangun infrastruktur jaringannya di wilayah terpencil seperti Sota itu. Pasalnya, dengan adanya jaringan internet seluler di situ, Sota pun akhirnya dikenal masyarakat luas.
Foto: dok. Tapal Batas |
"Para pengunjung di sini suka foto-foto, kemudian di-posting di media sosial. Dengan begitu, akhirnya makin banyak wisatawan yang tertarik untuk datang liburan ke Sota," lanjut Ma'ruf.
(rou/rou)
Daud Dimar, Ketua Adat Sota Foto: Achmad Rouzni Noor II/detikINET
Kapolsek Sota Iptu Makruf Suroto Foto: Achmad Rouzni Noor II/detikINET
Foto: dok. Tapal Batas