Sebab menurut Merza Fachys, Presdir Smartfren, frekuensi 1900 MHz kebanyakan digunakan oleh perangkat lawas CDMA Smartfren. Sedangkan perangkat yang lebih baru seperti Andromax, sudah mendukung layanan di frekuensi 850 MHz.
"1900 Mhz itu perangkat yang lama-lama, ketika nama kita masih Smart Telecom. Pengguna Andromax sih aman, karena telah mendukung 850 MHz. Jadi tidak ada masalah dengan pelanggan CDMA kita," kata Merza kepada detikINET lewat sambungan telepon, Rabu (14/12/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"(Pelanggan di frekuensi 1900 MHz) sudah pada migrasi. Kami ajak ke layanan 4G, menukarkan perangkatnya. Berbagai tawaran promo kami lakukan untuk menggebernya. Sekarang pun proses migrasi masih berlangsung," imbuhnya.
Seperti diketahui, Smartfren memang sudah lama diminta mengosongkan spektrum 1.900 MHz ketika mendapatkan kompensasi 30 MHz di pita 2,3 GHz pada akhir 2014 lalu -- sebelum Tifatul Sembiring lengser dari jabatan Menteri Komunikasi dan Informatika.
Keputusan itu diambil Smartfren sesuai dengan Peraturan Menteri Kominfo No. 22/2014 tentang realokasi 1.900 MHz dan penggunaan pita frekuensi radio 2,3 GHz.
Dengan sudah tak ada lagi penggunaan di spektrum 1.900 MHz, maka interferensi pada jaringan seluler 3G di 2,1 GHz diharapkan sudah tak terjadi lagi di masa depan. Hal itu pun ikut diamini oleh Merza. Praktis, Smartfren kini hanya beroperasi di spektrum 850 MHz dan 2,3 GHz saja. (yud/fyk)