Banyak kekhawatiran muncul terkait penempatan data center oleh Telkom di Singapura, khususnya risiko kebocoran rahasia negara.
VP Corporate Communication Telkom, Arief Prabowo mengatakan, pembangunan data center merupakan strategi Telin Singapore menjaring pelanggan perusahaan-perusahaan global, khususnya yang berbasis di Singapura. Soal keamanan data, Negeri Singa itu juga menerapkan aturan ketat keamanan untuk menjamin investasi data center di negara tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengungkapkan, sebenarnya data center yang dioperasikan Telin Singapore tersebut masih terbilang kecil ketimbang data center yang dibangun Telkom Group di Indonesia.
Selain itu, profil pengguna data center di Singapura memang dari awal ditujukan untuk pasar korporasi. Sementara untuk data kementerian atau lembaga negara, diarahkan tetap disimpan di Indonesia.
"Yang bersifat rahasia negara kita arahkan ke data center yang ada di Indonesia. Yang dibangun di Singapura ini luasnya 20.000 meter persegi, sementara di Indonesia yang dibangun Telkom keseluruhan 100.000 meter persegi," ucap Arief.
Dia menuturkan, dalam hitungan-hitungan bisnis, pembangunan data center di Jurong memudahkan Telkom menjaring pelanggan perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Asia, khususnya yang memiliki basis di negara pulau tersebut.
"Kita harus akui Singapura jadi hub: hub bisnis, hub maritim, hub udara. Dari profil pelanggan dua data center kita yang sudah ada, mayoritas perusahaan-persahaan yang ada di Singapura. Tak ada itu (kebocoran data)," tandas Arief.
(fyk/rou)