Telkom Matikan 30 Sentral Telepon demi Broadband
Hide Ads

Telkom Matikan 30 Sentral Telepon demi Broadband

Achmad Rouzni Noor II - detikInet
Rabu, 21 Sep 2016 13:33 WIB
Foto: Ben Pruchnie/Getty Images
Jakarta - Telkom terpaksa mengakhiri riwayat 30 sentral telepon otomat (STO) miliknya di sejumlah wilayah Indonesia demi terus merevitalisasi jaringannya dari kabel tembaga menjadi serat optik.

"Dengan modernisasi jaringan menjadi fiber optik, masyarakat dapat merasakan pengalaman baru menikmati ragam layanan IndiHome triple play meliputi telepon, internet kecepatan tinggi, dan TV kabel," kata Direktur Network & IT Solution Telkom Abdus Somad Arief, di Jakarta, Rabu (21/9/2016).

Menurut Abdus Somad, modernisasi STO ini merupakan bukti komitmen Telkom untuk terus menerus membangun infrastruktur broadband di seluruh Indonesia untuk mempercepat terbentuknya masyarakat digital Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sampai saat ini, baru sekitar 133 STO dari total 1.250 STO yang telah rampung dimodernisasi jaringan aksesnya dengan fiber optik, sebagian dengan Overlay Multi Dwelling Unit (MDU) dan sebagian lainnya dengan Fiber To The Home (FTTH). Abdus Somad Arief berharap agar proses modernisasi STO selesai pada 2021.

"Modernisasi STO ini merupakan bukti komitmen Telkom untuk terus membangun infrastruktur broadband di seluruh Indonesia untuk mempercepat terbentuknya masyarakat digital Indonesia," kata Abdus Somad menambahkan.

Selama September 2016, sebanyak 30 STO yang dimodernisasi antara lain lima STO yang berada di wilayah Regional 1 Sumatera, 12 STO di wilayah Regional 2 Jabodetabek.

Selanjutnya STO di wilayah Regional 3 Jawa Barat, 1 STO di wilayah Regional 4 Jawa Tengah, 7 STO di wilayah Regional 5 Jatim Bali Nusra, dan 2 STO di wilayah Regional 6 Kalimantan.

September ini, jumlah STO yang dimatikan dan dimodernisasi jaringannya paling banyak dari Sabang sampai Kalimantan. Tak kurang dari 133 STO itu telah selesai dimodernisasi jaringan aksesnya dengan fiber optik, sebagian dengan Overlay Multi Dwelling Unit (MDU) dan sebagian lainnya dengan Fiber To The Home (FTTH).

"Proses modernisasi STO ini diharapkan selesai pada 2021. Modernisasi harus dilakukan mengingat segera berakhirnya masa pakai perangkat (obselete) serta perkembangan teknologi yang membutuhkan bandwidth besar," pungkas Abdus Somad. (rou/ash)