CFO Telkomsel Herry Supriadi menjelaskan, pemerintah memberikan spektrum lewat metode lelang. Bila spektrum itu diberikan kepada operator, mereka diwajibkan pemerintah untuk membangun jaringan di seluruh wilayah Indonesia.
"Kami selama ini membangun jaringan ke pelosok negeri sebagai komitmen terhadap aturan yang telah ditetapkan pemerintah," kata Herry saat berbicara dalam diskusi publik Strategi Membangun Infrastruktur Telekomunikasi Untuk Pemerataan Pembangunan dan Kemajuan Negeri di Ruang Multimedia Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Jumat sore (26/8/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ketika mereka tidak berkomitmen secara fair, dimana mereka harus membangun, mulailah regulasi yang diutak-atik dengan harapan mereka bisa memiliki jangkauan sama. Padahal kita mendapatkan itu semua dengan usaha dan melakukan strategi yang tepat," papar Herry.
Terlebih, kehadiran sinyal seluler di daerah terpencil sangat dinantikan. Selama ini hadirnya jaringan telekomunikasi sangat memicu peningkatan produktivitas di daerah tersebut.
Kala Telkomsel masuk ke daerah pelosok yang baru saja ditinggal salah satu operator telekomunikasi, roda industri perikanannya mengalami pertumbuhan yang signifikan. "Perputaran bergerak sekitar Rp 1 miliar. Ini memperbaiki ekonomi dan daya saing," ungkapnya.
Melihat hal tersebut, kata Herry, Telkomsel akan terus berkomitmen memperluas jangkauan jaringannya ke pelosok negeri. Selain karena kewajiban yang telah diamanatkan pemerintah, mereka ingin masyarakat di daerah terpencil dapat menikmati hal yang sama dengan warga perkotaan.
Secara nasional, saat ini Telkomsel telah mengoperasikan 627 BTS yang berlokasi di perbatasan dengan Singapura, Malaysia, Vietnam, Timor Leste, Australia, Filipina, dan Papua Nugini.
Dari 627 BTS yang berbatasan langsung dengan tujuh negara tetangga tersebut, 148 di antaranya merupakan BTS 3G yang mengakomodasi kebutuhan masyarakat dalam mengakses layanan data.
|  | 
Dari seluruh BTS Telkomsel di perbatasan negara, 16 BTS berlokasi di Batam dan Bintan yang berbatasan dengan Singapura; 202 BTS berbatasan dengan Malaysia di Dumai, Rokan, Bintan, Karimun, Anambas, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Sumatera bagian Utara, dan Rokan Hilir.
Kemudian, 63 BTS di Natuna dan Anambas berbatasan dengan Vietnam, 173 BTS di Nusa Tenggara Timur berbatasan dengan Timor Leste; 64 BTS di Pulau Rote dan Maluku berbatasan dengan Australia; 70 BTS di Sulawesi Utara berbatasan dengan Filipina; dan 39 BTS di Papua bagian Timur berbatasan dengan Papua Nugini.
Sebelumnya, President Director & CEO Indosat Ooredoo Alexander Rusli sempat menuding Telkomsel telah memonopoli pasar luar Jawa dengan penguasaan market share hingga 80%. Sementara Indosat mengaku hanya berhasil menarik minat 4% di area itu.
Menurut Alex, hanya ada dua cara untuk memerangi dominasi Telkomsel di luar Jawa. Pertama, melalui penurunan tarif interkoneksi. Kedua, lewat regulasi network sharing.
Indosat sangat berharap biaya interkoneksi turun di atas 26% bahkan kalau bisa mencapai di atas 50% agar bisa mengakuisisi pelanggan yang dikuasai Telkomsel. Selain menekan lewat perang tarif, Indosat juga ingin agar investasinya bisa lebih murah dengan cara berbagi jaringan. (mag/mag)








































.webp)













 
             
  
  
  
  
  
  
 