Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Samsung Mau Pakai Layar OLED China untuk Galaxy S Series?

Samsung Mau Pakai Layar OLED China untuk Galaxy S Series?


Anggoro Suryo - detikInet

Samsung Galaxy S21 Ultra 5G dan S Pen
Ilustrasi Samsung Galaxy S series. Foto: (Samsung)
Jakarta -

Samsung dikabarkan tengah mempertimbangkan langkah yang cukup mengejutkan: menggunakan layar OLED buatan China untuk lini flagship Galaxy S series.

Perusahaan teknologi asal Korea Selatan itu disebut membuka peluang bekerja sama dengan BOE, produsen panel asal China, meski keputusan final belum diambil.

Laporan yang beredar di Weibo menyebutkan bahwa Samsung Display dan BOE baru-baru ini menggelar pertemuan, di mana Samsung menyatakan ketertarikannya untuk membeli panel OLED dari BOE.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertemuan ini terjadi setelah kedua perusahaan menyelesaikan sengketa paten yang telah berlangsung bertahun-tahun, dan BOE dinyatakan bersalah atas pelanggaran paten milik Samsung, demikian dikutip detikINET dari Phone Arena, Jumat (26/12/2025).

ADVERTISEMENT

Selama ini, smartphone flagship Galaxy S menggunakan panel OLED buatan Samsung Display sendiri, yang dikenal sebagai salah satu layar terbaik di industri. Lalu mengapa Samsung mempertimbangkan untuk mengandalkan pemasok eksternal?

Jawabannya klasik: biaya.

BOE dikenal mampu menawarkan panel OLED dengan harga yang lebih murah dibanding kompetitornya. Apple pun sudah lama memanfaatkan panel buatan BOE untuk sebagian model iPhone. Bahkan, Apple secara bertahap berupaya mengurangi ketergantungan pada Samsung Display dan LG Display dengan memberi peran lebih besar kepada BOE dalam rantai pasoknya.

Dari sudut pandang bisnis, langkah Samsung ini dinilai masuk akal. Setelah konflik hukum berakhir, menjalin hubungan baru dengan BOE bisa menjadi strategi untuk menekan biaya produksi, terutama di tengah kenaikan harga komponen yang terus terjadi.

Harga smartphone secara global memang terus merangkak naik, dipicu oleh meningkatnya biaya memori akibat tingginya permintaan dari infrastruktur AI. Samsung sendiri baru-baru ini menunjukkan ambisi besar menuju kemandirian penuh lewat pengembangan chip Exynos 2600, yang juga bertujuan menekan biaya manufaktur jangka panjang.

Namun jika ada komponen yang bisa diproduksi lebih murah oleh pihak ketiga tanpa mengorbankan kualitas secara signifikan, opsi tersebut tentu patut dipertimbangkan. BOE bukan pemain baru di industri display, dan kualitas panel OLED buatannya sudah digunakan di banyak perangkat kelas atas.

Meski demikian, rekam jejak BOE di masa lalu membuat sebagian pihak tetap bersikap hati-hati. Jika kerja sama ini benar-benar terwujud, masih menjadi tanda tanya seberapa lama kemitraan tersebut bisa bertahan.

Satu hal yang jelas, tekanan biaya membuat produsen smartphone, termasuk Samsung, semakin fleksibel dalam menyusun strategi rantai pasok. Dan jika Galaxy S generasi mendatang benar-benar menggunakan layar OLED buatan China, ini bisa menjadi perubahan besar dalam filosofi produksi Samsung selama ini.




(asj/asj)





Hide Ads