Ditemui saat meninjau proses pembangunan jaringan fiber optik Pontianak - Singkawang, Kalimantan Barat, Senin (22/8), Direktur/Chief Service Management Officer XL Yessie D. Yosetya mengatakan membangun FO di Indonesia memiliki tantangan geografis yang berbeda di setiap daerah.
Dicontohkannya, pembangunan FO di pulau Sumatera dan Kalimantan. Di Sumatera areanya lebih berbukit sehingga menyulitkan proses pembangunan. Sementara di Kalimantan lahannya lebih datar. Harusnya memang lebih mudah. Tapi persoalannya, lahan di Kalimantan berjenis gambut. Kabel optic jadi lebih rawan terbakar apabila terjadi kebakaran lahan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dalam membangun jaringan harus memastikan bahwa kalau sampai listriknya tidak ada harus menyiapakan alternatif daya," jelas Yessie.
![]() |
Tantangan terakhir adalah masalah perizinan tanah. Di kawasan dekat kota, kini tidak mudah untuk mendapat izin membangun infratrustur jaringan.
"Makanya dilakukan sharing infrastruktur agar lebih mudah. Bikin satu bisa dipakai bersama-sama," ujar Yessie.
Saat ini XL memiliki 1,3 juta pelanggan di Kalimantan. Trafik data yang terus meningkat membuat mereka membangun jaringan FO untuk menjaga pengalaman pengguna.
Operator yang identik dengan warna biru tersebut telah membangun 3.000 km FO di sepanjang Kalimantan. Baru-baru ini, XL menyelesaikan pembangunan FO yang menghubungkan Banjarmasin-Balikpapan sepanjang 900 km dan Pontianak-Singkawang sepanjang 500 km.
Jaringan FO tersebut nantinya dapat mendukung jaringan LTE, transmisi backbone, backhaul dan access. Sebagian besar proyek pembangunan FO tersebut dilakukan sendiri oleh XL. Sementara sebagian lagi dengan menjalin kerjasama pembangunan dengan pihak lain dalam skema kemitraan.
![]() |
Bila bicara lingkup nasional, XL telah membangun 40 ribu km jaringan FO di seluruh Indonesia. Sekitar 12% di antaranya merupakan FO yang berada di bawah laut. Proyek yang masih berjalan tahun ini antara lain ada di wilayah Sumatera, Kalimantan, Bali-Lombok-Sumbawa, Sulawesi, dan Jawa.
Tahun ini, mereka menargetkan dapat menambah 38 ribu km lagi di sejumlah daerah. Untuk saat ini, proyek pembangunan yang tengah berjalan antara lain Hut Fiberisasi atau ekspansi FO backbone di Jawa sepanjang 170 km. Selain itu, masih berlangsung pula pembangunan FO untuk jaringan LTE di Jawa sepanjang 153 km, Sumatera sejauh 37 km, serta di Bali-Lombok-Sumbawa, Sulawesi, dan Kalimantan.
Lalu ada juga pembangunan FO join construction 130 km di Kalimantan. Ada juga pembangunan untuk keperluan modernisasi jaringan FO yang telah berusia belasan tahun, sepanjang kurang lebih 200 km di Jawa.
Sementara itu, FO yang paling baru beroperasi antara lain FO backbone di Kalimantan sepanjang 846 km dan Bali 161 km. Tambahan lainnya adalah FO untuk keperluan layanan LTE di 13 kota yaitu Madura, Mataram, Denpasar, Medan, Pekanbaru, Palembang, Batam, Manado, dan Banjarmasin, serta di Jawa, yaitu Tegal, Cirebon, Purwakarta, Pekalongan. (afr/rns)

